REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Perum Bulog Subdivre 4 Madiun, Jawa Timur, menargetkan serapan beras petani sebanyak 33.000 ton selama 2018. Target pengadaan beras tersebut turun dari tahun sebelumnya yang ditetapkan sebanyak 65.000 ton.
"Turunnya target pengadaan tersebut dimungkinkan karena banyaknya kendala yang dihadapi Bulog dalam proses penyerapan beras," ujar Kepala Bulog Subdivre 4 Madiun Heriswan kepada wartawan di Madiun, Sabtu.
Kendala yang paling dominan adalah Bulog kalah bersaing harga dengan pihak swasta untuk pembelian gabah atau beras milik petani. Harga pembelian yang ditetapkan pemerintah (HPP) untuk pengadaan beras selalu di bawah harga yang ditawarkan pihak swasta kepada petani. "Akibatnya, petani lebih memilih menjual gabah atau berasnya ke swasta karena lebih menguntungkan," kata Heriswan.
Meski menghadapi kendala, Heriswan mengatakan Bulog terus melakukan pengadaan gabah dan beras. Bulog Madiun juga memaksimalkan tim Satgas Serapan Gabah untuk terjun ke lapangan membeli gabah dan beras petani.
Stok beras yang dimiliki Bulog Subdivre 4 Madiun saat ini mencapai 9.000 ton. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga empat bulan ke depan.
"Jumlah stok beras tersebut masih terus bertambah seiring upaya penyerapan gabah dan beras petani yang dilakukan oleh petugas Bulog setempat di wilayah kerjanya yang meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi," kata Heriswan.