Ahad 14 Jan 2018 10:45 WIB

Menag: Perkuat Program Agama di Tengah Tahun Politik

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Menag Lukman Hakim Saifuddin
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan rapat pimpinan (rapim) terbatas, kemarin Sabtu (13/1). Adapun salah satu pembahasan dalam rapat tersebut soal semangat leadership, yang perlu dijaga dan dipertahankan.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta, semua pejabat di Kemenag memiliki kedekatan dengan bawahan di masing-masing unitnya. Kedekatan dimaksud bukan hanya secara emosional, tapi juga kedekatan personal, memiliki kesamaan rasa akan makna tugas, dan kemampuan memotivasi sampai level paling bawah.

"Pemaknaan akan tugas dan tanggung jawab di masing-masing unit perlu dimotivasikan pimpinan sampai ke level paling bawah" ungkap Lukman seperti dikutip dari laman Kemenag, Jakarta, Ahad (14/1).

Lukman mendorong, pimpinan Kemenag agar tidak kehilangan pemaknaan atas kehadiran diri dalam menjalankan tugas. Menurut mantan Wakil Ketua MPR ini, semangat kerja bawahan akan meningkat jika ada pemaknaan yang benar akan kerja.

Dalam konteks Kemenag, kata Lukman, ada kata ikhlas yang kontekstual. "Bagi pimpinan, kerja bukan lagi soal materi, tapi pada niat dan kepuasan akan hasil kerja. Jadi lebih substantif. Di situlah pentingnya soal kemampuan untuk terus belajar dan memahami bidang kerja masing-masing," tegasnya di hadapan pejabat Eselon I dan II Kemenag.

Dalam kesempatan yang sama, putra Kiai Saifuddin Zuhri ini juga menyinggung model kepemimpinan (leadership) di birokrasi yang sering dimaknai hanya kepada bawahan. Padahal, pemimpin harusnya bisa mempengaruhi ke samping (kolega dan antar unit) dan ke atasan.

"Memimpin itu kemampuan memengaruhi agar sesuai dengan aturan yang disepakati. Atasan juga perlu dipimpin. Pejabat jangan hanya minta arahan atau petunjuk kepada atasan. Tapi juga memimpin atasan dalam bentuk memberi masukan, pendapat, input, memberi solusi, menyampaikan risiko yang mungkin timbul, dan sebagainya. Itu namanya kepemimpinan situasional", ujarnya.

Rapat Pimpinan Terbatas berlangsung 12-13 Januari 2018 dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I Kemenag, staf khusus dan staf ahli, serta beberapa pejabat Eselon II terkait. Selain membahas evaluasi program 2017, Rapim juga mendiskusikan program prioritas dan unggulan 2018, serta penyiapan bahan Rakernas Kemenag.

Sekjen Kemenag Nur Syam saat memimpin sidang menyebutkan, beberapa program prioritas Kemenag di tahun 2018. Beberapa program tersebut antara lain, Menyapa Penyuluh Agama, Ngobrol Bareng Pendidikan Islam (Ngopi) Mengaji (Mengasah Jati Diri) Indonesia, serta bimbingan perkawinan dan pendidikan pranikah.

Program prioritas lainnya adalah Halal Indonesia, Bina Kawasan dan Guru Kunjung, Riset Persepsi, serta silaturahmi lembaga keagamaan yang disingkat SALAM. "Program unggulan dimaksud disusun berdasarkan kebutuhan dan sasaran strategis di mana peran Kemenag semakin dibutuhkan masyarakat Indonesia, terlebih tahun 2018 memasuki tahun politik," ungkap Nur Syam.

Mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menyebutkan, agama bagi masyarakat Indonesia adalah faktor determinan. "Karena itu, kami bertanggung jawab dalam hal peningkatan kualitas kehidupan keagamaan, pendidikan keagamaan, kerukunan umat beragama, dan penyelenggaraan haji, serta pelaksanaan halal bagi umat dan bangsa Indonesia," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement