REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kondisi tak ideal sedang mendera Stoke City jelang kunjungan ke markas Manchester United (MU), Old Trafford, Selasa (16/1) dini hari WIB. Sepekan sebelum laga pekan ke-23 tersebut, Stoke mendepak pelatih yang sudah memimpin pasukan the Potters sejak 2013 silam.
Kepergian nahkoda yang sudah sangat mengenal Stoke luar dalam tersebut tentu jadi ujian tersendiri jelang laga berat melawan MU. Pelatih sementara Stoke, Eddie Niedzwiecki menyadari target kemenangan terlalu muluk bagi timnya di markas MU.
"Klub sedang berada dalam kondisi yang buruk saat ini. Kami tentu tak berharap kalah tapi menang di sana bukan perkerjaan mudah. Kami hanya akan mencoba fokus," kata Niedzwiecki dikutip dari Express, Ahad (14/1).
Pelatih asal Wales tersebut mengatakan, target utama Stoke saat ini adalah tetap bertahan di Liga Primer Inggris. Dengan sisa 16 pertandingan lagi di musim ini, Niedzwiecki dan stafnya punya perkerjaan menumpuk untuk membawa Stoke menaiki papan klasemen.
Sampai pekan ke-22, Stoke yang cuma punya 20 angka harus menghuni zona degradasi. Saat ini, Stoke menempati peringkat ke-18, cuma unggul tiga angka dari Swansea City di posisi buncit dan sepoin dengan West Bromwich Albion (WBA) di peringkat ke-19.
Hanya saja, Niedzwiecki tidak senang karena misinya untuk membawa Stoke tetap bertahan di Liga Primer Inggris harus dimulai dengan pertandingan melawan MU. Niedzwiecki tahu, jika sampai kalah maka mental pasulannya bisa semakin sulit untuk diajak bangkit.
"Kami akan berusaha keras untuk tetap bertahan di Liga Primer Inggris. Tapi MU bukan lawan yang tepat untuk dihadapi saat ini," kata pelatih 58 tahun ini.