REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, sosialisasikan mengenai langkah pemerintah pusat dalam kerja sama ekspor buah manggis dengan tujuan Cina. Saat ini, luasan perkebunan manggis di wilayah ini mencapai 1.542,2 hektare. Dengan provitas mencapai 47 ton per hektarenya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, pihaknya sudah menerima informasi mengenai rencana ekspor manggis ke Cina. Saat ini, program tersebut telah disosialisasikan. Bahkan, para petani manggis juga telah diedukasi oleh pihak kementerian.
"Saat ini, kita sedang menentukan langkah menjelang dibukanya keran ekspor manggis ini," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Ahad (14/1).
Langkah yang dilakukan, lanjut Agus, yaitu meningkatkan konsolidasi kemampuan petani dalam penanganan panen. Kemudian, meningkatkaan kekompakan petani dalam perbaikan budidaya dan pemasaran hasil.
Kemudian, pihaknya berupaya meningkatkan pendampingan petani dan kelompok tani. Supaya, petani teredukasi menganai jaminan mutu. Melalui registrasi kebun dan rumah kemas hasil panen. Tak hanya itu, pihaknya berupaya memediasi kemitraan antara petani dengan pengumpul ataupun eksportir.
Dengan adanya kerja sama ini, sambung Agus, diharapkan ada kepastian mengenai harga pembelian manggis petani. Pasalnya, sampai saat ini harga komoditi tersebut mengalami fluktuasi. Yaitu, antara Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogramnya.
"Kalau keran ekspor ini dibuka, kami harap ada jaminan mengenai kepastian harga," ujar Agus.
Dengan begitu, lanjut Agus, keran ekspor manggis ini bisa memberikan angin segar. Serta, berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani manggis. Kalaupun soal provitas, pihaknya berupaya untuk terus menggenjot peningkatan hasil. Sehingga, hasil produksi manggis ini sebagian besar dikirim untuk ekspor.