Ahad 14 Jan 2018 17:00 WIB

Warga Diajak Peduli pada Kebersihan Sungai Citarum

Dandim 0816/BS, Kol inf Arifin Dahlan
Foto: dok. Istimewa
Dandim 0816/BS, Kol inf Arifin Dahlan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari masalah sampah. Bahkan, fakta menunjukkan potensi sampah di Jawa Barat terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada umumnya, sebagian besar sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan sampah organik yang mudah terurai dan sampah anorganik.

Kodim 0618/BS bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Provinsi Jabar menggelar Pembekalan Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Perkotaan Wilayah Kota Bandung pada Ahad (14/1) bertempat di Aula Kodim 0618/BS Jl Bangka No 2 Kota Bandung.

Dandim 0816/BS Kol Inf Arfin Dahlan menyampaikan, pembekalan dan sosialisasi perlu terus dilakukan kepada masyarakat dalam menyikapi persoalan sampah. Karena, diharapkan masyarakat memiliki kesadaran terhadap membuang limbah dan sampah ke Sungai Citarum karena akan memberikan dampak terhadap revitalisasi Sungai Citarum.

"Sehingga, ini perlu adanya edukasi yang seimbang. Terutama, nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan, dibanding membuang sembarangan yang ujungnya mencemari lingkungan," kata Arifin dalam keterangannya yang dikirimkan kepada Republika.co.id.

Oleh karena itu, ucap dia, perlu adanya kesinambungan antara masyarakat baik TNI, kepolisian, pemerintah, komunitas, warga masyarakat dan lain sebagainya untuk ikut bertanggung jawab bersama menjaga lingkungan. Dengan demikian, maka edukasi dan infrastruktur yang dibangun dapat memberikan hasil yang optimal.

Arfin menambahkan, pengawasan tidak bisa membuat satu orang berjaga pada setiap beberapa meter di kawasan sungai, tapi diharapkan ada kesadaran dari masyarakat untuk tidak merusak lingkungan. Jadi, sangat penting untuk mengedukasi dalam rangka membangun kesadaran tersebut.

Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dedy Dharmawan menngatakan, pembekalan pengolahan sampah rumah tangga dan perkotaan sudah banyak dilakukan. Tapi, baru mayoritas untuk sampah anorganik. Sementara untuk sampah organik masih kurang. Padahal, jumlah sampah rumah tangga di Kota Bandung lebih banyak dibanding anorganik.

"Pupuk organik yang berasal dari sampah rumah tangga, juga memiliki sisi ekonomis, sehingga dari DLH Kota Bandung berusaha mengedukasi dan menyosialisasikan pengolahan sampah rumah tangga untuk menjadi pupuk organik. Sehingga, sampah-sampah yang ada sudah dapat habis diolah pada tingkat RW, dan tidak memenuhi TPA atau TPS," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement