REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Seorang wartawan Meksiko bernama Carlos Dominguez dibunuh pada Sabtu (13/1) waktu setempat di Tamaulipas, negara bagian di Meksiko utara. Kematian tersebut menambah gelombang kekerasan di salah satu negara paling berbahaya bagi pekerja media.
"Dominguez dibunuh pada Sabtu siang di kota Nuevo Laredo," kata para pejabat negara bagian itu dalam sebuah pernyataan. Kantor Kejaksaan Agung telah melancarkan proses investigasi untuk menentukan sebab-sebab pembunuhan tersebut, termasuk apakah hal itu terkait dengan pekerjaan Dominguez sebagai wartawan, demikian pernyataan tersebut.
Dominguez adalah wartawan independen yang menulis sebuah forum politik. Dalam salah satu tulisan yang disiarkan, ia menyebut kekerasan politik berkembang menjelang pemilihan presiden pada Juli.
Gubernur Tamaulipas, Francisco Garcia Cabeza de Vaca, mengutuk pembunuhan itu dalam cuitannya di Twitter. "Kami sampaikan belasungkawa kepada keluarga wartawan Carlos Dominguez Rodriguez," tulisnya.
"Komitmen saya kepada mereka dan komunitas wartawan di Tamaulipas ialah pelaku pembunuhan ini harus dihukum." kata Cavbeza de Vaca menambahkan.
Sedikitnya 67 pekerja media dibunuh di seluruh dunia dalam kaitan dengan pekerjaan mereka pada tahun 2017, menurut Reporters Without Borders, grup advokasi, yang menyebut Meksiko negara paling berbahaya bagi wartawan di jagad belahan barat.