Senin 15 Jan 2018 00:20 WIB

Food Station Amankan Bahan Pangan untuk Pemegang KJP

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Harga Beras Naik. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Naik. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food Station telah mengamankan bahan pangan untuk 300 ribu pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menjamin, dalam kondisi apapun, mereka akan mendapatkan bahan pangan murah.

"Jadi kita sudah berpikir jauh kalau kondisi-kondisi seperti ini (harga pangan naik), mereka masih mendapatkan beras atau daging atau ayam yang baik dengan harga yang baik," ujar Arief saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (14/1).

Menurut Arief, bahan pangan yang disediakan untuk para pemegang KJP antara lain beras kelas premium dengan harga Rp 6 ribu per kilogram. Ada pula telur seharga Rp 12 ribu per 15 butir atau 0,94 kilogram. Daging sapi dapat dibeli dengan harga Rp 35 ribu per kilogram dan daging ayam Rp 9 ribu per kilogram.

Cara ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan bagi warga kelas menengah ke bawah. Ia mengatakan akan terus menjalankan operasi pasar agar pasokan bahan pangan, terutama beras, terjaga.

Untuk Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Arief memastikan pasokan beras akan dijaga antara 25 hingga 30 ribu ton per hari. Saat ini stok yang ada masih mencapai 30 ribu ton.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras jenis IR.I dan IR.II, Food Station menyediakan beberapa alternatif jenis lain. Misalnya, beras bulog masih ada di kisaran Rp 9 ribu.

"IR.I atau IR.II boleh, kemudian kalau mau beras bulog juga masih ada yang harganya Rp 9 ribuan. Jadi tinggal masyarakat itu memilih," kata dia.

Adapun mengenai langkah-langkah untuk menstabilkan kembali harga kedua jenis beras tersebut, Arief mengatakan tanggung jawab ada di Kementerian Pertanian (Kementan). "Harga di hulu itu berpengaruh di hilir. Jadi kalau kita ngomong beras, misalnya gabahnya harga Rp 5 ribu, maka akan jadi berasnya itu Rp 10 ribu. Kalau harga gabahnya Rp 6 ribu, maka berasnya Rp 12 ribu," ujar dia.

"Nah harga beras yang sekarang Rp 12 ribu itu artinya harga gabah di petani Rp 6 ribu. Jadi kalau mau tanya kapan harga beras turun tinggal kita tanya, tolong tanya ke teman2 di Kementan kapan harga gabah bisa kembali Rp 4 ribu," lanjut dia.

Sebagai informasi, pantauan Republika.co.id di laman infopangan.jakarta.go.id menunjukkan sejumlah bahan pangan masih mengalami kenaikan. Beras IR.I (IR64) mengalami kenaikan Rp 49 menjadi Rp 11.690 per kilogram. Beras IR.II (IR64) Ramos naik Rp 113 menjadi Rp 10.763 per kilogram.

Bahan pangan lain yang mengalami kenaikan yaitu cabe merah besar, minyak goreng curah, dan bawah putih. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabe merah besar, yaitu naik Rp 1.918 menjadi Rp 41.653 per kilogram. Minyak goreng curah naik Rp 138 menjadi Rp 12.711 per liter. Bawang putih naik Rp 119 menjadi Rp 26.884 per kilogram.

Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui Food Station telah menggelontorkan 38 ribu ton beras ke pasar. Pasokan ini telah didistribusikan sejak Oktober lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement