REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMU) turut memberdayakan kalangan petani melalui melalui pilot project Gerakan Tani Bangkit. Peresmiannya dilakukan ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari, di Desa Gempol, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, Ahad (14/1).
"Dengan Gerakan Tani Bangkit, Muhammadiyah tetap konsisten menunjukkan kepada masyarakat bahwa dakwah memiliki makna yang luas. Tidak hanya sekadar ritual dan bersifat personal, namun dakwah harus memiliki dampak yang bermanfaat sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat," kata pimpinan Muhammadiyah itu, seperti dikutip rilis LazisMU, Senin (15/1).
Proyek rintisan ini rencananya akan berjalan selama tiga tahun mendatang sebagai hasil kerja sama LazisMU dengan pelbagai pihak. Di antaranya adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dewi Sri Makmur dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PDM Klaten.
Ketua MEK PDM Klaten, Wahyudi Nasution, berharap gerakan ini akan sukses memperluas lahan pertanian organik di lokasi setempat, yang kini sudah ada seluas 12 hektare. Dalam tiga tahun mendatang, kata Wahyudi, diprediksi akan ada penambahan luas lahan sedikitnya 16 hektare. Selain itu, akan ada pelibatan sekurang-kurangnya 80 orang petani sebagai sasaran pemberdayaan.
"Pemberian modal menggunakan skema pembiayaan Qardhul-Hasan, sehingga para petani tidak dikenai beban bagi hasil dan angsuran. Namun, mereka akan didampingi untuk menunaikan zakat pertanian produktif," terang Wahyudi.
Zakat pertanian tersebut, sambung dia, sebesar 5 persen dari hasil panen bersih yang akan dikelola melalui LazisMU cabang Klaten. Hasil dari zakat pertanian ituakan dipergunakan kembali untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan serta perluasan lahan pertanian organik di Desa Gempol dan kecamatan sekitarnya.
Kepala Desa Gempol, Nusanto Herlambang, menyambut baik Gerakan Tani Bangkit. Dia optimistis program ini akan memiliki efek berantai bagi warga setempat yang kebanyakan bermata pencaharian petani.