Senin 15 Jan 2018 13:28 WIB

Harga Gabah di Purwakarta Terdampak Isu Impor Beras

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menjemur gabah di tempat penggilingan padi Desa Manding, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (30/11). Menurut pedagang gabah setempat, Siklon Tropis Cempaka yang terjadi selama seminggu terakhir menyebabkan mereka kesulitan mengeringkan gabah, yang biasanya dalam 2-3 hari menjadi 7-9 hari, sehingga berdampak terhadap menurunnya kualitas beras.
Foto: Anis Efizudin/Antara
Warga menjemur gabah di tempat penggilingan padi Desa Manding, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (30/11). Menurut pedagang gabah setempat, Siklon Tropis Cempaka yang terjadi selama seminggu terakhir menyebabkan mereka kesulitan mengeringkan gabah, yang biasanya dalam 2-3 hari menjadi 7-9 hari, sehingga berdampak terhadap menurunnya kualitas beras.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Rencana pemerintah pusat untuk impor beras sebanyak 500 ribu ton, mendapat penolakan dari petani. Salah satunya, petani asal Kabupaten Purwakarta. Mereka, tidak sepakat dengan pemerintah mengenai impor ini. Sebab, saat ini petani sedang panen. Kemudian, harganya memang lagi bagus.

Ketua KTNA Kabupaten Purwakarta, Ujang Alim Adi Saputra, mengatakan, petani di Purwakarta bahkan Indonesia sepertinya kecewa terhadap kebijakan sepihak pemerintah ini. Menurut Ujang, saat ini harga gabah di tingkat petani sedang bagus. Untuk gabah kondisi basah, antara Rp 6.400 sampai Rp 6.700 per kilogramnya. Petani yang panen, lagi menikmati harga tersebut. Karena, harga saat ini yang tertinggi selama kurun waktu lima tahun terakhir.

Akan tetapi, lanjut Ujang, saat ini harga gabah jadi terdampak isu impor. Saking kencangnya isu ini, membuat harga gabah mengalami penurunan. Harga hari ini, untuk gabah dengan kondisi bagus antara Rp 5.400-5.800 per kilogramnya.

"Kami mau panen, harga sedang bagus. Masa pemerintah mau impor beras. Kami petani di daerah, sangat kecewa," ujar Ujang, kepada Republika.co.id, Senin (15/1).

Karena itu, lanjut Ujang, pihaknya menghimbau supaya pemerintah mengkaji ulang rencana impor beras ini. Sebab, yang paling terdampak dari kebijakan ini yaitu petani.

Sementara itu, harga beras di Kabupaten Purwakarta terus mengalami kenaikan. Kenaikannya terakumulasi mencapai Rp 3.500 per kilogramnya sejak awal tahun.

Dedi Supriyatna (31 tahun), pedagang beras di Pasar Rebo, mengatakan, untuk beras medium saja sebelumnya hanya Rp 9.000 per kilogram. Kini, menjadi Rp 12.500 per kilogram. Bahkan, ada yang sudah tembus Rp 13 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga beras ini, merupakan yang tertinggi sejak 2003 lalu. Normalnya, kalau naik antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement