Senin 15 Jan 2018 15:03 WIB

Pastikan Bukan karena Bom, Polisi Selidiki Atap Roboh BEI

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andri Saubani
Kondisi terkini Gedung BEI pasca lantai yang roboh, Senin (15/1).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Kondisi terkini Gedung BEI pasca lantai yang roboh, Senin (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengungkapkan, ambrolnya kanopi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower II, bisa dipastikan bukan karena ledakan. Saat ini, penyebab ambrolnya kanopi itu masih terus didalami.

"Rekan-rekan bahwa sampai saat ini dapat dipastikan bukan karena bahan peledak atau bom. Kejadian sekitar pukul 12.20 WIB, sementara dalam penyelidikan," ujar Setyo saat ditemui di lokasi, Senin (15/1).

Hingga saat ini, seluruh pihak sudah mengantisipasi lokasi oleh petugas internal gedung, Polri beserta Polda dan pengelola gedung. Korban, lebih lanjut dikatakan oleh Setyo, ada beberapa di rawat di RS, namun kondisi semua bisa diantisipasi.

"Ada tiga RS tempat dilarikan, RS Siloam, RS Pertamina, dan RS AL Mintoardjo. Sampai sejauh ini di dalam lokasi tidak ada korban hilang, tapi masih proses karena masih ada air dan listrik masih mengalir," ujar Setyo.

In Picture: Kanopi Gedung Bursa Efek Indonesia Ambruk

Pantauan Republika, sekitar pukul 14.30 WIB Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Teguh Wibowo menyerukan melalui pengeras suara, para karyawan sudah diizinkan masuk asal tidak melalui lokasi kanopi ambrol. Karena setelah kejadian, seluruh karyawan sempat ditahan di luar dan tidak boleh masuk.

Di depan lobi juga dijaga ketat oleh petugas kepolisian, dan dibatasi dengan garis kuning. Anjing pelacak juga disiapkan melarang masuk orang-orang yang tidak berkepentingan. Dua ambulans masih bersiaga di depan lobi.

Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) runtuh pada Senin (15/1) sekitar pukul 13.00 WIB . Menurut pantauan Republika di lapangan, kanopi atau plafon yang berada di lantai dua ambruk dan mengenai lantai di bawahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement