REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) masih menyelidiki dugaan adanya keterlibatan pihak asing dalam kasus pembuatan video porno yang melibatkan tiga bocah laki-laki bersama dua perempuan dewasa.
"Bersama Bareskrim Polri kita ungkap apabila ada jaringan yang di luar. Kita masih fokus itu (penyelidikan)," ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto usai menggelar pertemuan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembesi di Mapolda Jabar, Senin (15/1).
Agung mengatakan, saat ini polisi masih melakukan penyidikan terhadap korban maupun pelaku yang terkait dalam video tersebut.
Untuk penggalian informasi dari korban, polisi bekerja sama dengan P2TP2A Jawa Barat. Pasalnya, ketiga bocah tersebut masih memerlukan pemulihan kondisi kejiwaan dan harus menggunakan pendekatan yang berbeda. "Polri dengan P2TP2A kita selalu saling bersinergi, kalau ada informasi langsung kita tindak lanjuti," katanya.
Baca juga, Polisi Selidiki Video tak Senonoh Bocah SD dan Wanita-Dewasa.
Kecurigaan adanya keterlibatan pihak asing, karena video yang dibuat FA dikirim melalui Telegram kepada jejaringnya di akun media sosial buatan Rusia. Dari hasil mengiriman video tersebut, pelaku kemudian mendapatkan uang jutaan rupiah dari para pemesan. "Ada buktinya (transaksi), nanti kita dalami dengan tim IT Bareskrim Polri," kata dia.
Agar kasus ini tidak kembali terulang, ia meminta seluruh pihak terutama masyarakat untuk segera melapor jika menemukan hal-hal yang dianggap tidak wajar.
Keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting, karena pencegahan yang bisa dilakukan kepolisian maupun unit pemberdayaan perempuan dan anak, dapat dilakukan sedini mungkin. "Jadi masyarakat sekarang makin berani menyampaikan kejadian-kejadian yang ada di lingkungannya, saya kira bagus. Sekarang lebih bagus seperti itu jadi pencegahannya kita dari awal," kata dia