Senin 15 Jan 2018 17:40 WIB

Pasokan Ikan di TPI Indramayu Kosong

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Sejumlah pekerja menyiapkan ikan sebelum lelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (26/2).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah pekerja menyiapkan ikan sebelum lelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi di laut membuat nelayan tak bisa melaut. Kondisi itu juga berdampak pada kosongnya pasokan ikan dan membuat aktivitas di tempat pelelangan ikan (TPI) terhenti.

 

"Pasokan ikan di TPI kosong. Aktivitas di TPI off sama sekali," kata Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, kepada Republika.co.id, Senin (15/1).

 

Dedi menyebutkan, kondisi itu terjadi di sebagian besar TPI di Kabupaten Indramayu. Dia menyebutkan TPI tersebut di antaranya TPI Tegalagung, TPI Dadap, TPI Glayem, TPI Majakerta, TPI Eretan Wetan, TPI Eretan Kulon, TPI Sukahaji, TPI Ujung Gebang, TPI Brondong, TPI Lombang dan TPI Limbangan.

 

Menurut Dedi, kosongnya pasokan ikan di TPI tersebut terjadi karena para nelayan tidak melaut. Hal itu menyusul kencangnya tiupan angin yang menyebabkan gelombang tinggi di laut.

 

"Angin kencang sudah sejak sepuluh hari terakhir ini," terang pria yang juga pengurus KUD Sri MinaSari Glayem Kecamatan Juntinyuat itu.

 

Dedi menambahkan, kondisi itu pun menyebabkan para nelayan, yang merupakan nelayan kecil, jadi tidak bisa memperoleh penghasilan. Pasalnya, melaut merupakan mata pencaharian utama mereka.

 

"Nelayan jadi paceklik," tutur Dedi.

 

Salah seorang nelayan di Blok Glayem, Desa/Kecamatan Juntinyuat, Sardi, mengatakan, angin kencang membuat nelayan kecil seperti dirinya benar-benar mengalami kesulitan. Sebab angin kencang bisa membuat perahu kecil miliknya mengalami kecelakaan di laut.

 

"Ya harus sabar menunggu hingga cuaca membaik," tandas Sardi, yang ditemui sedang memperbaiki jaring miliknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement