Senin 15 Jan 2018 18:51 WIB

Antisipasi Kenaikan Harga Beras, Bogor Gelar Operasi Pasar

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Endro Yuwanto
Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aco Ahmad
Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor mengadakan operasi pasar selama sepekan terakhir. Operasi dilakukan guna mengendalikan stok beras medium dan premium yang berdampak pada peningkatan harga.

Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Disperindag Kota Bogor Tedy Sutiadi mengatakan, jumlah beras yang disiapkan untuk operasi pasar mencapai hampir 300 ton. "Sebanyak 240 ton dibagikan ke 10 kios di Pasar Bogor dan 50 ton ke 12 kios di Pasar Anyar," ujarnya saat ditemui Republika.co.id, Senin (15/1).

Beras tersebut disuplai langsung oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat. Tedy belum mengetahui sampai kapan operasi pasar akan berlangsung. Ia hanya bisa memastikan, operasi baru berhenti apabila harga beras di pasaran sudah stabil.

Saat melakukan pemeriksaan, Tedy menemukan, harga jual beras medium di pasaran mencapai Rp 9.500-an atau Rp 50 lebih tinggi dibanding harga eceran tertingginya, yakni Rp 9.450.

 

Sedangkan, lanjut Tedy, perbedaan lebih tinggi ditemukan pada beras premium, harga pasaran sekarang mencapai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Biasanya, beras jenis ini dijual dengan harga sekira Rp 13 ribu di pasaran. "Peningkatan harga ini disebabkan suplai beras premium yang menipis di pasaran. Soalnya sepanjang Oktober sampai Februari itu kan tidak ada panen, jadi persediaan menipis," jelas dia.

Menipisnya suplai beras premium memberikan dampak domino. Tedy mengatakan, masyarakat menengah sebagai pembeli utama kini banyak memilih membeli beras medium. Efeknya, beras medium pun menipis di pasaran.

Menurut Tedy, dalam waktu dekat operasi pasar akan menambah persediaan beras premium sebanyak 50 ton lagi. Suplai itu berasal dari lumbung Bulog yang memang sudah diplot sebagai cadangan untuk mengantisipasi kejadian menurunnya suplai.

Menurut Tedy, operasi pasar tidak hanya dilakukan di Bogor. Kota Bandung, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, merupakan daerah lain yang melakukan hal serupa. "Daerah ini yang menjadi pusat perhatian Badan Pusat Statistik terkait inflasi," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement