REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kinerja perdagangan Sumatra Barat pada Desember 2017 lalu diwarnai penurunan angka ekspor. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar merilis, nilai ekspor Desember 2017 mencapai 132,66 juta dolar AS.
Angka ini turun 19,88 persen dibanding ekspor bulan November 2017, dan turun 31,88 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Sumbar Sukardi menjelaskan, secara kumulatif ekspor Sumatra Barat pada Januari hingga Desember 2017 mencapai 2.046,03 juta dolar AS atau naik sebesar 19,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Seperti periode sebelumnya, ekspor Sumbar masih bergantung pada produk lemak dan minyak hewan/nabati, terutama produk minyak sawit, sebesar 100,75 juta dolar AS. Komoditas ekspor lainnya adalah karet dan barang dari karet sebesar 20,79 juta dolar AS.
"Negara tujuan ekspor terutama India, Amerika Serikat, dan Singapura," kata Sukardi, Senin (15/1).
Sementara itu, nilai impor Sumatra Barat bulan Desember 2017 mencapai 44,65 juta dolar AS terjadi penurunan sebesar 2,95 persen dibanding impor bulan November 2017. Nilai impor bulan Desember 2017 naik sebesar 93,19 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, lanjut Sukardi, nilai impor Sumatera Barat Januari-Desember 2017 mencapai 446,28 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 29,26 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Komoditas impor terbesar masih bahan bakar mineral. Pemasoknya Singapura dan Malaysia," katanya.