REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana angin topan menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menyebabkan beberapa rumah milik warga dan fasilitas umumnya rusak.
"Tujuh kecamatan tersebut yakni Jampang Kulon, Nyalindung, Sukalarang, Gunungguruh,Simpenan, Ciemas dan Cikembar," Kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Senin (15/1).
Adapun rincianya, untuk di Kecamatan Jampang Kulon tepatnya di Kampung Purwasedar, RT 21/01 dan Kampung Nguluwung, RT 15/05, Desa Padajaya satu rumah rusak berat dan tiga lainnya rusak ringan. Selanjutnya Kampung Cirawa RT 04/05, Desa/Kecamatan Nyalindung sebanyak satu rumah rusak berat. Di Kampung Cikadu RT 02/09, Desa/Kecamatan Sukalarang angin topanmenyebabkan satu rumah rusak ringan dan satu tiang listrik tumbang.
Kemudian di Kampung Babakan, RT 02/09, Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar sebanyak tiga rumah rusak ringan. Sehingga totalnya untuk rumah yang rusak sebanyak sembilan rumah rusak yakni dua rusak berat dan sisanya rusak ringan.
Kecamatan Gunungguruh tepatnya di Kampung Neglasari, RT 53/01, Desa Gunungguruh angin topan mengakibatkan dua rumah rusak ringan. Sementara, di Desa Loji, Kecamatan Simpenan jalan Provinsi Jabar yang mengbungkan Kecamatan Simpenan dengan Palabuhanratu tertutup tanah longsor. Dan terakhir kebakaran terjadi di Kampung Cipancur, RT 03/05, Desa Kecamatan/Ciemas yang menyebabkan satu unit rumah rusak berat.
"Tidak ada korban jiwa pada bencana ini, tetapi warga yang rumahnya rusak berat diungsikan ke rumah keluarganya atau tetangganya terdekat," tambahnya.
Eka mengatakan adapun jumlah keluarga yang terdampak sebanyak 35 jiwa dari 12 kepala keluarga. Untuk bantuan darurat sudah diserahkan kepada korban. Di sisi lain, mayoritas kecamatan di Kabupaten Sukabumi rawan terjadi bencana apalagi saat musim hujan yang disertai angin kencang seperti ini. Maka dari itu, ia pun menginstruksikan kepada relawan yang tersebar di seluruh kecamatan agar selalu waspada dan bersiaga untuk meminimalisasikan kerugian akibat dampak bencana.