REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Pihak berwenang Qatar membantah bahwa jet tempur Qatar mencegat dua pesawat sipil Emirat. Dilansir Aljazirah, Senin (15/1), Kementerian luar negeri Qatar mengeluarkan sebuah pernyataan pada Senin yang mengatakan tuduhan yang disampaikan UEA merupakan klaim yang salah.
"Negara Bagian Qatar mengumumkan bahwa klaim pesawat tempur Qatar yang mencegat pesawat sipil UEA benar-benar salah," tulis pernyataan tersebut.
Kantor berita negara Uni Emirat Arab mengutip Otoritas Penerbangan Sipil Umum negara (GCAA) mengatakan pihaknya telah menerima pengaduan dari salah satu maskapai nasional UEA bahwa salah satu pesawatnya dalam penerbangan ke Manama dengan rute normal telah dicegat oleh kelompok Qatari. Pesawat Emirat lainnya diduga dicegat saat mendarat di Manama.
GCAA menggambarkan tindakan tersebut sebagai ancaman nyata dan berbahaya terhadap keselamatan penerbangan sipil. GCAA tidak memberikan rincian tentang jalur penerbangan atau nama kapal induk yang terlibat.
UEA mengecam dugaan insiden tersebut dan mengatakan akan mengambil semua tindakan hukum yang diperlukan untuk menjamin keamanan lalu lintas udara sipil.
Pada Sabtu, Qatar mengeluh kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa jet tempur UEA melanggar wilayah udara setidaknya pada dua kesempatan dalam beberapa pekan terakhir.
Utusan Qatar dari PBB mengatakan Doha akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan perbatasan, wilayah udara dan keamanan nasional untuk mempertahankan hak kedaulatannya yang sah sesuai dengan undang-undang internasional.
Juru Bicara Komando Pusat Angkatan Udara AS, yang berbasis di Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar, Letnan Kolonel Damien Pickart mengaku tidak segera mendapat laporan tentang dugaan insiden yang melibatkan pesawat komersial di wilayah tersebut.
Namun, Pickart memperingatkan bahwa pasukan AS tidak secara rutin memantau penerbangan dan operasi angkatan udara Qatar. Perkembangan tersebut terjadi di tengah blokade Qatar oleh Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain, yang terjadi sejak 5 Juni 2017.
Kelompok tersebut memutuskan semua hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar. Mereka menuduh Doha mendukung terorisme.
Qatar telah membantah keras tuduhan tersebut dan sedang meminta arbitrasi internasional untuk mengakhiri blokade tersebut.