REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Hamparan padi mulai menguning di beberapa desa lumbung pangan sepanjang wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puluhan ribu petani pun siap memanen padi untuk periode pertama tahun 2018. Sebagian dari padi petani tersebut nantinya akan dikirimkan ke Palestina melalui Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) yang digagas oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Salah satu pengurus Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di Kabupaten Blora, Ariyanto mengatakan bahwa komitmen untuk mengumpulkan 10.000 ton beras sudah didapat dari enam kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Panen di enam kabupaten itu akan disisihkan untuk menyuplai gabah kualitas terbaik, melengkapi beras yang akan dikirim ke Palestina.
"Insya Allah, beras Kapal Kemanusiaan Palestina bakal dipasok dari Kabupaten Blora, Bojonegoro, Ngawi, Grobogan, Tuban, sampai ke Rembang," ujar Ariyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/1).
Menurut Ariyanto, nantinya ribuan ton gabah yang didapat dari enam kabupaten itu bakal diolah menjadi beras kualitas terbaik. Pengolahan beras dilakukan di penggilingan padi (huller) yang berada di LPM di sekitar Kabupaten Blora.
Project LPM merupakan salah satu produk pengelolaan Desa Wakaf yang dilakukan Global Wakaf ACT. Di LPM tersedia pengolahan gabah mandiri, juga gudang beras mandiri yang dikelola penuh oleh masyarakat desa berbasis aset wakaf. Global Wakaf menyiapkan Lembaga Keswadayaan Wakaf Desa (LKWD) sebagai pengelola LPM.
"Gabah akan dibawa ke huller LPM salah satunya di Desa Jipang, Kecamatan Cepu. Gabah diolah jadi beras kualitas premium. Lalu dibungkus dalam karung-karung dan dimasukkan ke dalam gudang sampai terkumpul 10.000 ton beras," kata Ariyanto.
Ariyanto memprediksi, rata-rata untuk panen raya di Januari 2018 ini, setiap desa bisa menghasilkan beras sekitar 700-1000 ton, tergantung dari luasan sawah yang ada di tiap-tiap desa.
Sementara, Presiden ACT Ahyudin mengatakan bahwa panen di Januari adalah momen terbaik bangsa ini melakukan aksi nyata bagi bangsa Palestina. Ahyudin meyakinkan masyarakat bahwa panen di bulan Januari 2018 ini Indonesia bisa menghasilkan surplus beras.
"Ini tentang perjalanan kemanusiaan. Kita tunjukkan kalau bangsa ini bangsa besar. Bukan sekadar doa yang kita kirimkan ke langit. Tapi bangsa ini perlu hal konkret yang dikirimkan sampai Palestina. Insya Allah, tanggal 21 Februari 2018, Kapal Kemanusiaan akan berlayar kembali bawa 10.000 ton beras dari Indonesia," kata Ahyudin.