Selasa 16 Jan 2018 13:13 WIB

Kasus Flu Burung, Kemenkes Arab: Tidak Perlu Khawatir

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi flu burung.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH -- Tiga kasus baru flu burung tipe sangat patogen (H5N8) bermunculan di Riyadh, Dammam dan Al-Ahsa. Meski demikian, seorang pejabat senior dari Kementerian Kesehatan mengatakan pada hari Senin (15/1) bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Bahwa tidak ada alasan untuk waspada karena influenza ini tidak mempengaruhi siapa pun di negara ini dan di belahan dunia lainnya," kata Dr Abdullah Al-Aseeri, Asisten wakil menteri kesehatan untuk pengobatan pencegahan pada Arab News.

Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian Saudi (MEWA) mengumumkan, bulan lalu bahwa strain H5N8 dari flu burung diisolasi dari unggas di pasar lokal di Riyadh. "Strain ini sangat patogen terhadap burung dan tingkat kematiannya tinggi," katanya.

H5N8 pertama kali ditandai di Irlandia pada tahun 1983. Sejak saat itu, penyakit telah dilaporkan di berbagai lokasi di seluruh dunia. Dia menambahkan, bahwa H5N8 avian influenza tidak menyebabkan infeksi manusia sejauh ini di manapun di dunia.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa Arab Saudi adalah jalur utama untuk migrasi burung dan virus ini mungkin masuk ke negara ini melalui burung-burung yang bermigrasi. Menurut wakil menteri, tim lapangan MEWA telah mengumpulkan dan menguji lebih dari 3.000 sampel burung.

Selain itu, Kementerian mendedikasikan pusat informasi 24/7 untuk pelaporan dan pendidikan publik. Tim melakukan pemusnahan unggas yang sangat banyak bekerja sama dengan kementerian kota madya dan melarang pergerakan burung komersial antar kota.

Tim Kementerian Kesehatan juga melakukan penilaian risiko cepat terhadap H5N8. Orang yang kontak dengan unggas sakit diidentifikasi dan terdaftar untuk ditindaklanjuti. Sampel darah dan repositori representatif dikumpulkan dari orang-orang yang bekerja di lokasi yang terkena dampak.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa kementerian tersebut mengoperasikan program surveilans influenza nasional yang terkait dengan sistem pengawasan influenza dunia dari Organisasi Kesehatan Dunia. "Sampel manusia terus dikumpulkan dari situs sentinel dan diuji untuk berbagai jenis influenza manusia," katanya. Strain influenza non-manusia dicurigai saat virus influenza terdeteksi pada sampel manusia namun tidak dapat menginfeksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement