REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping meminta kerja keras yang sudah dilakukan guna menekan ketegangan di Semenanjung Korea tetap diteruskan. Hal itu disampaikan pemimpin tertinggi Cina kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sambungan telepon.
"Persatuan dalam isu Semenanjung Korea merupakan hal yang sangat penting," kata Presiden Xi Jinping, Selasa (16/1).
Pernyataan Xi Jinping dilontarkan menyusul pertemuan 20 negara di Vancouver pada Rabu nanti. Pertemuan tersebut akan membahas pembatasan program nuklir Korea Utara (Korut). Rapat itu sekaligus membicarakan sanksi diplomatik dan tekanan finansial kepada Pyongyang.
Korea Utara dan Korea Selatan (Korsel) memulai pembicaraan formal pertama mereka setelah lebih dari dua tahun. Kedua belah pihak mengungkapkan optimisme menjelang diskusi agar atlet Korea Utara dapat berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
Baca juga, Korut: Peluncuran untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.
Pertemuan tersebut diawasi ketat oleh para pemimpin dunia yang menginginkan adanya pengurangan ketegangan di Semenanjung Korea di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pengembangan senjata nuklir Korea Utara yang berlawanan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kepolisian Korsel akan memperketat keamanan bagi atlet dan ofisial Korut yang akan mengikuti Olimpiade tersebut. Kepala Badan Kepolisian Korea Selatan Lee Cheol-seong, menyatakan pasukan gerak cepat akan mulai bertugas pada 25 Januari di sejumlah lokasi utama jelang kunjungan para delegasi.
"Jumlah delegasi Korea Utara yang datang akan kami ketahui pada pekan depan. Tapi, kami akan tetap meningkatkan keamanan bagi para delegasi Korea Utara," kata Lee.