Selasa 16 Jan 2018 16:03 WIB

Wapres JK: Indonesia Mengambil Pelajaran dari Utang IMF

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, ketika Indonesia sedang mengalami krisis kekurangan anggaran maka harus meminta bantuan IMF. Namun menurutnya, masuknya IMF ke Indonesia justru membuat kebijakan ekonomi menjadi salah kaprah. Sebab, ketika itu IMF tiba-tiba melakukan liberalisasi ekonomi Indonesia.

Sekitar 20 tahun lalu Presiden Soeharto menandatangani Letter of Intent (LoI) atau kesepakatan bantuan dana dari Dana Moneter Internasional (IMF). Bantuan dana ini digunakan untuk mengatasi persoalan krisis yang ketika itu melanda Indonesia.

"Boleh dikatakan terjadi kesalahan kebijakan termasuk IMF, karena tiba-tiba meliberalisasi ekonomi kita yang waktu itu tidak siap," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (16/1).

Jusuf Kalla mengatakan, kesalahan utama pada waktu itu yakni menjamin semua perbankan. Akibatnya keuangan negara terlalu banyak diserap untuk merehabilitasi perbankan sehingga terjadi krisis ekonomi yang lebih dalam.

Menurut Jusuf Kalla, kesalahan tersebut menjadi pelajaran bagi pemerintah. Sehingga pada akhirnya sekarang jika ada masalah perbankan maka menjadi tanggung jawab pemegang saham, bukan Bank Indonesia maupun pemerintah.

"Pelajaran yang kita peroleh pada krisis kita dulu itu kenapa kita besar sekali masalahnya, karena kita menjamin semua yang rusak-rusak itu," kata Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement