REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koleksi pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda hasil kerja sama dengan Kedubes Inggris, Belanda, AS, dan Australia yang berada di dalam Gedung C Museum Kebaharian Jakarta terbakar.
"Koleksi terbakar sedang diinventarisasi, tetapi bisa dijelaskan alat nagivasi laut, miniatur perahu tradisional, dan satu ruangan perang Laut Jawa hasil kerja sama dengan empat kedubes (terbakar))," ujar Kepala UPT Museum Kebaharian Jakarta Husnizon Nizar di Jakarta, Selasa (16/1).
Anies: Kerugian Kebakaran Museum Bahari tak Ternilai
Husnizon mengatakan gedung yang terbakar adalah Gedung C blok dua dan tiga yang berisi koleksi navigasi laut, kapal tradisional dan koleksi pertempuran Laut Jawa serta Gedung A blok empat dan lima yang berisi diorama tentang sejarah pelaut internasional dan sejarah berkaitan dengan kelautan Nusantara. Husnizon menuturkan belum mengetahui penyebab pasti kebakaran, tetapi diperkirakan akibat arus pendek/korsleting listrik dari Gedung C.
"Awalnya Gedung C blok 3 yang terbakar. Kami belum dapat kepastian, tetapi petugas di blok itu bilang karena korsleting listrik," ujar dia.
Sebelumnya, korsleting listrik terjadi beberapa kali di Museum Bahari yang terletak di Jalan Pasar Ikan Nomor 1, Penjaringan, Jakarta Utara itu, tetapi tidak sampai menimbulkan kebakaran. Dalam tinjauannya di Museum Bahari saat terjadi kebakaran, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi arahan untuk sementara museum itu diisolasi dari orang - orang yang tidak berkepentingan.
Api diketahui pada Selasa pagi pukul 08.50 WIB oleh petugas yang melihat asap, kemudian mereka memadamkan dengan alat yang dimiliki, tetapi api terlalu besar. Pada pukul 11.00 WIB api sudah berhasil dipadamkan oleh petugas Damkar.