REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Paus Fransiskus mengungkapkan rasa sakit dan malu atas pelecehan seksual di Cile pada Selasa (16/1) dalam pidato pertamanya di negara tersebut tentang bencana yang merusak nama baik Gereja Katolik Roma itu.
Paus Fransiskus menyampaikan amanat resmi pertamanya itu dalam perjalanannya di hadapan Presiden Michelle Bachelet, pejabat Cile dan diplomat asing. "Di sini, saya merasa berkewajiban mengungkapkan rasa sakit dan malu saya atas kerusakan tidak bisa diperbaiki, yang ditimbulkan pada anak-anak oleh beberapa menteri Gereja," katanya di istana kepresidenan, yang memicu tepuk tangan pendengarnya.
"Saya bersatu dengan uskup saudara laki-laki saya karena ini saat tepat meminta pengampunan dan melakukan segala upaya untuk mendukung para korban, bahkan saat kami bertekad memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi," katanya.
Warga Cile di Santiago melambaikan tangan kepada Paus Francis, Selasa (16/1). (AP Photo/Alessandra Tarantino)
Umat Katolik kecewa dengan penunjukan Paus Fransiskus kepada Uskup Juan Barros pada 2015 untuk memimpin keuskupan kecil Osorno di pusat selatan Cile. Barros dituduh melindungi mantan mentornya, Pastor Fernando Karadima yang oleh penyelidikan Vatikan terbukti bersalah pada 2011 karena memperlakukan dengan kejam anak laki-laki remaja selama bertahun-tahun.
Karadima membantah tuduhan tersebut dan Barros mengatakan dia tidak mengetahui telah melakukan pelanggaran hukum. Namun, skandal tersebut mencengkeram Cile dan perkembangan sekularisasi merugikan kedudukan Gereja, yang dipuji karena membela hak asasi manusia selama kekuasaan Augusto Pinochet pada 1973-1990.