REPUBLIKA.CO.ID, ASMAT -- Dompet Dhuafa menginformasikan, sebanyak 61 anak-anak dari 23 distrik meninggal dunia akibat wabah campak dan gizi buruk dalam kurun waktu empat bulan terakhir di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Akses menuju distrik-distrik di Kabupaten Asmat cukup sulit dan membutuhkan biaya besar sehingga menambah kesulitan.
Dompet Dhuafa melalui tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Papua mengirimkan tim medis yang bergerak cepat merespons bencana di Kabupaten Asmat. Sebab, Dompet Dhuafa menilai penanganan cepat sangat diperlukan untuk mengatasi dan merespons bencana besar di Asmat.
"Selasa (16/1) Waktu Indonesia bagian Timur, tim sudah bergerak dengan speedboat untuk menyeberangi rawa dengan waktu tempuh 3-4 jam, menuju Distrik Agats di Kabupaten Asmat," kata Anggota Tim Medis dari LKC Papua Dompet Dhuafa, Dokter Fitri melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/1).
Dokter Fitri menerangkan, Dompet Dhuafa melalui LKC Papua menerjunkan dua Dokter dan tim relief. Target Tim Medis LKC Papua melakukan pemeriksaan kesehatan. Sekaligus melakukan upaya perbaikan gizi terhadap anak-anak di Distrik Agats. Susu, makanan pendamping, biskuit, suplemen multivitamin dan kebutuhan medis lainnya menjadi perbekalan Tim Medis LKC Papua.
"Target kami adalah pemeriksaan kesehatan anak-anak dan juga memperbaiki asupan gizinya. Mohon doanya agar senantiasa dimudahkan langkah kami dalam membantu mengurangi permasalahan kesehatan di Asmat," ujarnya.