REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah Papua membentuk satuan petugas (satgas) yang akan turut dalam upaya penyelesaian kejadian luar biasa (KLB) wabah campak dan gizi buruk yang melanda Suku Asmat di distrik Agats Papua. Menurut Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal, Satgas yang dibentuk sejak Senin (15/1) itu akan bergabung bersama unsur Pemda dan TNI untuk berangkat langsung ke titik tersebarnya wabah tersebut.
"Kemarin sudah berangkat melalui Mimika jalur laut karena pulau tiga posisinya lebih dekat dari jalur Asmat. Jadi, transportasi yang dilalui ke asmat itu laut dan sungai, tentu ini langkah-langkah yang sudah dilakukan," kata Kamal di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (17/1).
Menurut Kamal, tim medis gabungan TNI, Polri dan dan pemda terus memberikan bantuan gizi, obat-obatan, pasokan dan susu, Kemudian, serta makanan untuk balita. Bantuan itu didapat dari sejumlah pihak seperti Pertamina, kemudian dari beberapa bank.
"Sudah kita kirim kemarin pagi," kata Kamal.
Kemensos Kirimkan 16 Ribu Paket Makanan untuk Asmat
Kamal mengaku belum bisa memastikan jumlah korban yang meninggal. Kepolisian dia masih terus melakukan identifikasi karena lokasi pulau yang jauh dari kota.
Ia belum bisa memastikan luas wilayah yang terjangkit wabah tersebut serta potensi penyebarannya. Hal tersebut masih akan ditelusuri lebih lanjut oleh Satgas terpadu tersebut.
"Itu kan distrik ya ada beberapa di sana, kecamatan kalau di Papua, nah desa-desa itulah yg akan ditelusuri oleh kapal oleh Polda dan kapal dari beberapa eleman masyarkat disana," kata Kamal.
Kamal mengakui kesulitan melakukan penelusuran mengingat medan berupa rawa-rawa. Namun, Polda bersama TNI dan Pemda terus melakukan upaya penyelamatan karena kebutuhan kesehatan masyarakat masih sangat diperlukan.
"Masih perlu penambahan fasilitas kesehatan. Di sana perlu tim medis dan akan dievaluasi pemerintah daerah terkait ketahanan fisik ketahanan tubuh masyarakat," kata dia.