Rabu 17 Jan 2018 21:23 WIB

Kinerja Perdagangan RI Terbantu Ekonomi global

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan sambutan saat peresmian Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan sambutan saat peresmian Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kinerja sektor perdagangan yang membaik dan tercatat surplus dalam tiga tahun terakhir terpengaruh oleh pulihnya kondisi perekonomian global.

"Kalau ekonomi dunia membaik, perdagangan juga membaik. Tapi, kalau ekonomi dunia tidak membaik, perdagangan juga tidak akan membaik," kata Darmin di Jakarta, Rabu (17/1).

Darmin menambahkan momentum pulihnya situasi perekonomian dunia ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor yang sudah memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi sejak awal 2017.

Mengenai neraca perdagangan pada Desember 2017 yang tercatat defisit, Darmin tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut karena defisit lebih banyak dipengaruhi oleh sektor migas.

"Defisit lebih banyak urusannya karena migas, apa dia akan naik terus sendiri, belum tahu kita," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit 0,27 miliar dolar AS, yang dipicu dari defisit sektor migas 1,04 miliar dolar. Namun, neraca perdagangan sektor non migas surplus sebesar 0,77 miliar dolar AS.

Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 34,03 juta ton pada Desember 2017. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca sektor nonmigas 34,90 juta ton. Namun, neraca volume perdagangan sektor migas defisit 0,87 juta ton.

Meski pada Desember terjadi defisit, namun secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada 2017 mengalami surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS dibandingkan dengan total surplus pada 2016 sebesar 9,53 miliar dolar AS.

Surplus neraca perdagangan itu dipengaruhi oleh surplus sektor non migas sebesar 20 miliar dolar AS, meski terdapat defisit sebesar 8,56 miliar dolar AS pada sektor migas.

Surplus neraca perdagangan pada 2017 menunjukkan level tertinggi sejak 2013 dan 2014 yang mengalami defisit, kemudian kembali surplus pada 2015 dan 2016. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement