REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid-masjid bergaya arsitektur Moor sejatinya marak di wilayah barat dunia Islam, yakni membentang dari Spanyol (Andalusia), Maroko, Tunisia, Aljazair, Mesir, hingga Suriah. Maka, jangan heran bila turis-turis Muslim asal Semenanjung Iberia merasa de javuketika me nyambangi Masjid Moorish Kapurthala.
Ciri-ciri khas Moor yang tampak adalah pilar-pilar gerbang yang mengelilingi lapangan utama di dalam bangunan masjid ini. Pilar-pilar itu berbentuk silindris dengan warna cokelat gelap. Adapun dinding bangunan yang meng hadap lapangan tersebut berwarna merah marun.
Lapangan ini berlapiskan batu marmer bermotif geometris kotak-kotak. Motif geometris yang lebih rumit terdapat pada langit-langit bangunan utama masjid ini.
Adapun bagian mimbar atau shaf awal-awal Masjid Moorish Kapurthala masih mempertahankan dominasi nuansa Andalusia-Afrika Utara. Lantainya merupakan marmer yang lebih halus ketimbang yang ada pada permukaan lapangan tadi. Mimbar masjid ini terletak lebih tinggi. Un tuk mencapainya, imam atau khatib mesti menapaki beberapa anak tangga. Mimbar ini dihiasi guratan corak geometris yang beragam. Di atas tempat imam atau khatib menyampaikan ceramahnya, terdapat naungan berbentuk kubah kecil.
Di sebelahnya, setingkat dengan lantai dasar, ada tempat imam memimpin shalat berjamaah. Bagian bangunan ini menjorok masuk ke dinding masjid ini. Terdapat lengkung kubah setengah lingkaran, yang pada bagian tepinya berhiaskan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran serta pahatan-pahatan bentuk geometris yang tak kalah indahnya.
(Baca: Masjid Merah di Paris Kecil Punjab)