Kamis 18 Jan 2018 07:41 WIB

Cina Sebut tak Perlu Izin Taiwan Buka Rute Penerbangan Baru

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Selat Taiwan
Foto: CNN
Selat Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengatakan pada Rabu (18/1) tidak perlu meminta izin ke Taiwan untuk membuka rute penerbangan baru. Taiwan mengeluhkan rute baru di Selat Taiwan yang sempit yang memisahkan kedua negara itu dapat menimbulkan risiko.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada awal bulan ini pembukaan rute penerbangan yang hampir mendekati dua gugusan pulau yang dikuasai Taiwan di lepas pantai Cina adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Dia menilai langkah itu mengancam keamanan regional dan keselamatan penerbangan.

 

Cina membuka rute M503 ke utara di Selat Taiwan tanpa memberi tahu Taiwan. Menurut Taipei, ini bertentangan dengan kesepakatan 2015 saat keduanya pertama kali membahas jalur penerbangan tersebut.

 

Berbicara di konferensi pers rutin di Beijing, juru bicara kantor urusan Cina-Taiwan Ma Xiaoguang mengatakan Brijing tidak pernah melanggar kesepakatan 2015. Menurutnya Taiwan telah diberi tahu Cina akan membuka rute penerbangan tersebut.

 

"Tapi ini tidak berarti pembukaan rute penerbangan itu membutuhkan kesepakatan dari Taiwan," katanya.

 

photo
Presiden terpilih Taiwan Tsai Ing Wen.

 

 

Ma meyakini tidak akan ada dampak keamanan penerbangan yang ditimbulkan untuk Taiwan. Dia juga menambahkan rute tersebut diperlukan untuk mengurangi tekanan pada rute yang sibuk di Cina tenggara antara Hong Kong dan Shanghai.

 

Dia mengungkapkan rute tersebut telah disetujui Organisasi Penerbangan Sipil Internasional secara ilmiah dan profesional. "Kita harus percaya pada sains dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Taiwan harus memiliki pandangan yang benar mengenai masalah ini dan berhenti mencari peluang keributan," ujarnya.

 

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang bandel. Cina juga telah menghentikan komunikasi dengan Taiwan sejak 2016 saat Tsai berkuasa. Beijing telah mengambil sikap semakin bermusuhan dengan pulau yang mengklaim pemerintah demokratisnya sejak terpilihnya presiden dari Democratic Progressive Party yang pro-kemerdekaan.

 

Cina menduga Tsai ingin mendorong kemerdekaan formal saat dia mengatakan ingin mempertahankan status quo dengan Cina dan berkomitmen menjaga perdamaian. Dalam beberapa bulan terakhir Cina meningkatkan latihan militernya di dekat Taiwan, dan membuat Taipei khawatir. Cina menegaskan itu adalah latihan rutin, tapi juga mengatakan mereka tidak mentoleransi upaya Taiwan menyatakan kemerdekaan.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement