REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Provinsi Banten menyayangkan kebijakan impor beras yang dilakukan Pemerintah Pusat. Gubernur Banten, Wahidin Halim menilai impor beras akan mengganggu harga gabah dan beras hasil panen dari petani yang ada di Banten.
"Kalau berasnya nanti datang bulan Maret, April (atau) Mei, itu mengganggu harga-harga (panen) petani," ujar dia saat ditemui di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (18/1).
Namun, kata dia, jika beras impor datang pada Januari dan Februari akan berdampak baik agar stabilitas harga saat musim paceklik bisa terjaga. "Sangat tepat, karena merupakan tempat paceklik," ucap dia.
Pemprov Banten sendiri, lanjut dia, mendukung kebijakan Pemerintah Pusat jika memang bisa menutupi stok beras yang saat ini sedang dalam kondisi kekurangan. Wahidin mengatakan, stok beras di Provinsi Banten sudah mulai mengalami kelangkaan, beras medium sudah mulai naik hingga di kisaran Rp 12 ribu per kilogramnya.
"Karena langka stok, karena memang sekarang masa-masa menjelang panen, tapi karena (akan) ada lagi surplus pada bulan Maret," kata dia.