REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Persatuan Pasar dan Warung (Pesat) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan jika rencana aksi mogok dagang para pedagang ayam potong se Bandung Raya pada Jumat (19/1) hingga Ahad (21/1) dibatalkan. Sebab pemerintah sudah merespons keluhan para pedagang tentang harga daging ayam yang terus melonjak.
"Sebetulnya (aksi mogok dagang) aspirasi dari para pedagang ayam yang mau libur (dagang). Itu seolah olah intruksi dari Pesat padahal tidak. Malam ini diralat, kemungkinan tidak jadi demo. Pemerintah udah merespons," ujar Ketua Pesat Jawa Barat, Iim Ruhimat, Kamis (18/1).
Ia menuturkan, setelah pemerintah merespons maka diharapkan harga daging ayam tidak melonjak tinggi dan bisa kembali stabil. Namun, katanya jika ke depan harga daging ayam terus melonjak naik maka pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada para pedagang menyangkut aksi mogok dagang.
"Demo tidak jadi dengan catatan harga ayam stabil jika melambung terus tidak akan menutup kemungkinan terjadi demo. Saya menyerahkan kepada pedagang dan bandar karena kita gak punya kepentingan apapun selain stabil harga," ungkapnya.
Dirinya mengatakan saat ini harga daging ayam per kilogram mencapai Rp 34 hingga Rp 35 ribu. Selain itu harga dari peternak ke bandar Rp 22 ribu, hal itu menyalahi aturan sebab berdasarkan kesepakatan tidak boleh lebih dari Rp 20 ribu. "Saya menagih janji itu saja," ungkapnya.
Ia menambahkan saat ini stok ayam di Jawa Barat relatif aman namun yang menjadi permasalahan adalah kenaikan harga yang melonjak drastis. Harapannya ke depan, harga daging bisa kembali stabil dan normal.
"Harapannya segera harga stabil dan normal seperti biasa. Peternak untung, bandar dan pedagang serta tidak diberatkan," ungkapnya.