REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah masjid di Amsterdam, Belanda, menjadi target penyerangan oleh sekelompok ektrimis sayap kanan. Kepala masjid Emir Sultan, Kamber Sener, mengatakan, gerakan sayap kanan 'Rechts in Verzet' mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dalam aksi tersebut, mereka menggantung spanduk anti-Islam dan model tanpa kepala di depan masjid. Spanduk yang digantung di luar masjid itu bertuliskan: "Islam harus dihentikan. Kami tidak ingin sebuah masjid dikaitkan dengan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan di utara Amsterdam."
Sener mengecam, insiden tersebut dan mengatakan ada banyak ekstremis kanan yang mencoba menakut-nakuti umat Islam. Ia mengatakan, mereka mengalami insiden semacam itu untuk pertama kalinya. Sementara itu, ia menambahkan bahwa penyelidikan mulai dilakukan atas insiden tersebut.
Seorang wakil dari Denk Party, yang didirikan oleh dua politisi Belanda asal Turki, mengatakan bahwa usulan partai tersebut untuk membahas serangan terhadap masjid di parlemen ditolak.
"Setiap saat, partai yang sama tidak menerima usulan untuk berdebat," kata Farid Azarkan, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (19/1).
Azarkan mengatakan, hal yang menyedihkan karena mereka tidak bisa membahas masalah tersebut di parlemen. Meskipun, banyak serangan Islamofobia di negara tersebut.