Jumat 19 Jan 2018 17:13 WIB

Industri Pengolahan Ikan Ditarget Tumbuh 10 Persen

Industri perikanan di Indonesia mulai membaik di tahun 2017

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Calon pembeli mengamati ikan hias yang dijual di sentra Pasar Ikan Hias Johar, Purwodinatan, Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/12). Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menargetkan Indonesia dapat menjadi negara eksportir ikan hias terbesar di dunia melalui upaya Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021
Foto: Aji Styawan/Antara
Calon pembeli mengamati ikan hias yang dijual di sentra Pasar Ikan Hias Johar, Purwodinatan, Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/12). Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menargetkan Indonesia dapat menjadi negara eksportir ikan hias terbesar di dunia melalui upaya Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Potensi perikanan di Indonesia masih besar dan berpotensi untuk ditingkatkan. Direktur Jendral Industri Argo, Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto menjelaskan industri perikanan di Indonesia memang sempat mengalami surut sejak 2014 namun mulai membaik di tahun 2017.

Panggah mengatakan dengan potensi yang ada, pemerintah memprediksi pertumbuhan industri perikanan bisa meningkat sampai 10 persen pada 2019 mendatang. Panggah menjelaskan potensi industri tersebut selain jenis rumput laut yang menjadi produk unggulan Indonesia, jenis lain seperti ikan dan udang bisa dikembangkan.

 

"Misalkan cakalang, kita targetkan ini akan terus tumbuh. Pertumbuhan ini paling tidak hingga 2019 mendatang bisa mencapai 10 persen," ujar Panggah di Gedung Kominfo, Jumat (19/1).

 

Panggah menjelaskan cadangan ikan yang dimiliki laut Indonesia saat ini seperti jenis ikan laut, salmon, cakalang dan tuna memiliki potensi untuk dikembangkan dalam bentuk beku (frozen). Begitu juga dengan udang, Panggah mengatakan bila jenis jenis ini dikembangkan bisa meningkatkan geliat industri perikanan.

 

"Kami mentargetkan pertumbuhan industri pengolahan ikan kita kedepan akan lebih tinggi daripada Malaysia, Thailand dan Vietnam," ujar Panggah.

 

Direktur Jendral Penguatan Daya Saing, KKP, Nilanto Perbowo mengatakan ekspor ikan pada 2017 mencapai 4,3 miliar dolar AS. Nilan menjelaskan pertumbuhan yang terjadi dengan adanya pusat bisnis di pulau-pulau terdepan Indonesia, tren ekspor menunjukkan peningkatan dari 3,94 miliar dolar AS pada tahun 2015 menjadi 4,17 miliar dolar AS pada 2016, dan kembali meningkat menjadi 4,30 miliar dolar AS pada 2017.

Nilan mengatakan, KKP telah menggelontorkan dana untuk pembangunan sentra bisnis ikan di pulau terluar Indonesia. Total biaya pembangunan Rp 620,4 miliar yang terdiri dari 1.010 unit kapal dan alat penangkap ikan, 10 integrated cold storage, 2 gudang rumput laut, 36 dermaga apung, dan 450 alat budidaya.

"Harapannya adalah selain berupaya membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi penduduk Indonesia juga menciptakan nilai tambah ekonomi dan menempatkan sektor ini sebagai penggerak utama perekonomian," ujar Nilan di Kantor Kominfo, Jumat (19/1).

Demi menjaga sumber daya perairan, KKP juga melepas 3,7 juta ekor kepiting dan sejenisnya ke habitat dan menyelamatkan 158 ekor hiu koboi dan hiu martil, serta 22 ribu ekor penyu. Upaya ini telah menyelamatkan nilai sumber daya perikanan dari Rp37 miliar pada 2015 menjadi Rp307 miliar pada 2016 atau setara dengan 825 persen. Tak hanya itu, rehabilitasi wilayah pesisir dan pengelolaan kawasan konservasi juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement