Jumat 19 Jan 2018 19:54 WIB

Prukades di Sumba Timur Bisa Serap 26 Ribu Tenaga Kerja

Penggunaan teknologi penting untuk menyukseskan prukades di Sumba Timur

Red: Dwi Murdaningsih
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo saat berkunjung ke perkebunan tebu di kawasan transmigrasi Melolo, Waingapu, Sumba Timur, Jumat (19/1).
Foto: Kemendesa
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo saat berkunjung ke perkebunan tebu di kawasan transmigrasi Melolo, Waingapu, Sumba Timur, Jumat (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WAINGAPU – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi (Kemendes PDTT) meningkatkan akselerasi program unggulan kawasan perdesaan (Prukades) di berbagai kawasan perdesaan di Indonesia. Terbaru Kemendes PDTT mengenjot program Prukades di kawasan transmigrasi di Melolo, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di wilayah ini telah berkembang potensi lokal berupa tebu, sisal agave, dan tanaman jarak (castor). Potensi ini rencananya akan dijadikan prukades yang dikembangkan secara terpadu dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat desa. 

“Prukades di kawasan transmigrasi ini memang harus digarap secara terpadu dengan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” ujar Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo saat berkunjung ke perkebunan tebu di kawasan transmigrasi Melolo, Waingapu, Sumba Timur, Jumat (19/1).

Dia menjelaskan koloborasi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di berbagai daerah merupakan syarat utama keberhasilan pengembangan prukades. Nantinya pemerintah berperan sebagai regulator, masyarakat yang menanam, dan dunia usaha sebagai penyerap hasil panen.