REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Simon Pablo Elissetche yang sudah hampir sepekan menangani Aceh United Banda Aceh menunjukkan kreasinya dalam menyajikan menu latihan. Seperti tendangan penalti guna membentuk tim yang solid menghadapi Liga 2 2018.
Pelatih asal Cile ini tidak menoton dengan latihan game (bermain), akan tetapi diselingi menu latihan tendangan penalti kepada semua pemain di lapangan Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Jumat (19/1) sore.
Dalam latihan tendangan penalti tersebut, empat kiper Aceh United yaitu Wahyudi, Ruli Desrian, Muhammad Irfan, dan Rivaldi silih berganti berdiri di bawah mistar mengantisipasi tendangan yang dilakukan secara bergilir oleh semua pemain.
Latihan tendangan penalti di sore tersebut pun memunculkan suasana menghibur bagi Hendra Budi Gunawan dan kawan kawan. Pemain yang bisa membobol gawang terlihat ceria. Sama halnya kiper yang gawangnya tidak kebobolan.
Bagi Simon memberikan latihan tendangan penalti tersebut bukan sebagai latihan khusus untuk menghadapi adu penalti dalam kompetisi nanti. "Latihan tendangan penalti ini hanya kreasi saja," katanya.
Pelatih yang pernah menangani tim junior Aceh alumni Paraguay dan tim PSSB Bireuen ini menyatakan, tidak ada pemain yang ahli dalam tendangan penalti, akan tetapi yang menentukan adalah faktor psikologis dan mental pemain.
Menurut Simon, latihan tendangan penalti ini akan bermanfaat bagi setiap pemain agar punya rasa tanggung jawab untuk kemenangan tim. "Sedangkan untuk mengetahui pemain yang memiliki kemampuan dan naluri menciptakan gol, ini bisa dilihat dalam latihan game," katanya.
Kecuali itu, Simon terus berupaya menggembleng para pemain di sisa waktu bulan ini. Sesuai waktu yang diberikan manajemen klub kepadanya, awal Februari ini sudah terbentuk tim untuk fokus menghadapi kompeti Liga 2. Tim berjuluk Laskar Iskandar Muda ini mengusung target bisa promosi ke Liga 1 pada 2019.
Ikuti Whatsapp Channel Republika