Sabtu 20 Jan 2018 16:57 WIB

KPU Lakukan Pencocokan dan Penelitian Data Pemilih

Pencocokkan dan penelitian data ini dilakukan dengan menyebar PPDP

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hazliansyah
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman memberikan sambutan sekaligus membuka acara Kongres Komite Independen Pemantauan Pemilu (KIPP) Indonesia 2018 di Gedung PP PON, Cibubur, Jakarta, Ahad (14/1).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman memberikan sambutan sekaligus membuka acara Kongres Komite Independen Pemantauan Pemilu (KIPP) Indonesia 2018 di Gedung PP PON, Cibubur, Jakarta, Ahad (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu secara serentak memulai tahapan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) Data Pemilih di seluruh daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serantak. Kegiatan itu dilakukan dengan menyebar Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di seluruh desa dan kelurahan.

Ketua KPU Pusat Arief Budiman mengemukakan, gerakan coklit serentak nasional dilakukan untuk mengingatkan semua pihak bahwa petugas akan memulai pekerjaan diawal. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya mengingatkan kepada penyelenggara pemilu, namun juga mengingatkan kepada masyarakat pemilih, dan seluruh stakeholder.

"Anda harus betul-betul mengecek datanya, selain melakukan pencocokan data, juga harus teliti dalam bekerja," kata Arief kepada para petugas PPDP di Balai Kota Surabaya, Sabtu (20/1).

Arief menyampaikan, Coklit merupakan kegiatan pencocokan data dilapangan, dimana petugas bertemu langsung dengan pemilih. Setiap PPDP hari ini ditarget mendatangi lima rumah, yang jika berhasil, maka KPU se-Indonesia mampu mendatangi sebanyak 1,9 juta rumah se Indonesia.

"Kalau itu berhasil kita lakukan, maka akan dicatat oleh MURI, gerakan Coklit serentak Nasional dengan jumlah rumah yang didatangi dan jumlah pemilih yang didata terbesar, terbanyak dalam satu hari," ujar Arif.

Turut hadir dalam apel tersebut, Ketua dan Wakil Komisi II DPR RI, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Ketua Bawaslu RI, Ketua Komnas HAM, Ketua Ombudsman, dan Sekretaris Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Setelah apel, petugas PPDP melakukan giat coklit ke rumah salah satu tokoh ludruk Surabaya Cak Kartolo, dan rumah Imam Utomo, mantan Gubernur Jawa Timur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement