Ahad 21 Jan 2018 01:31 WIB

Perpaduan Budaya-Budaya di Masjid Nasional Nigeria

Masjid Nasional Abuja terbuka bagi wisatawan dengan mengenakan busana sepatutnya.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Salah satu masjid nasional Nigeria, Abuja
Salah satu masjid nasional Nigeria, Abuja

REPUBLIKA.CO.ID,  Sekitar separuh dari penduduk Nigeria merupakan Muslim. Negara yang terletak di Afrika barat itu memiliki sejumlah bangunan yang layak menjadi destinasi wisata Islam. Salah satunya adalah Masjid Nasional. Lokasinya strategis lantaran berada di tengah ibu kota Nigeria, Abuja. Seperti tampak dari namanya, bangunan yang berdiri sejak 1984 ini merupakan masjid negara Nigeria. Pembangunannya memakai jasa perusahaan lokal, AIM.

Dari kejauhan, Masjid Nasional Abuja tampak mencolok di antara bangunan sekitarnya. Keseluruhan masjid ini didominasi warna mirip gurun pasir sehingga menampilkan kesan khas Afrika. Kubahnya berbentuk setengah bola dengan warna kuning keemasan. Ada pula empat kubah lain tetapi dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Letaknya bersebelahan dengan empat menara yang menjulang 120 meter di setiap sudut bangunan masjid ini.

Penampakan luar Masjid Nasional Abuja sekilas mirip bangunan khas Turki, terutama bila menunjuk pada bentuk menara yang menyerupai pensil raksasa berujung lancip. Namun, bila didekati lebih saksama, ada perpaduan unsur-unsur budaya lain dari khazanah peradaban Islam.

Misalnya, gerbang utama masjid ini yang agaknya terinspirasi dari kebudayaan Persia. Sebab, bentuknya tidak lain adalah iwan ataugerbang raksasa yang menghubungkan bagian luar dengan bagian dalam bangunan. Iwan masjid ini juga dihiasi dengan ukiran muqarna, yang menggantung bagaikan stalaktit gua. Namun, muqarna yang terdapat pada rongga bagian dalam lengkung iwan di sini bercorak persegi.

Masih seiring dengan arsitektur Persia, di tepian gerbang utama (iwan) Masjid Nasional Abuja terdapat ukiran kaligrafi yang indah. Latarnya menampilkan pola geometris dengan warna biru, sedangkan untaian huruf Arab yang menunjukkan ayat-ayat suci Alquran berwarna kuning cerah. Hiasan kaligrafi juga terdapat pada beberapa bagian lain pada dinding masjid ini. Misalnya, di atas pintu masuk para jamaah laki-laki. Pintu ini menawarkan unsur kebudayaan Muslim Afrika, khususnya Timbuktu.

Dari lantai luar yang berlapiskan marmer, pengunjung dapat memasuki ruangan utama tempat shalat Masjid Nasional Abuja. Di sini, pemandangannya tidak kalah mengesankan. Hamparan permadani merah tampak serasi dengan warna interior yang didominasi krem. Pilar-pilar yang menyangga kubah utama berbentuk silindris dan berbahan dasar pualam. Bila pengunjung melihat ke arah langit-langit, akan tampak permukaan dalam kubah besar tersebut. Ada kesan minimalis yang modern. Pusat lingkaran kubah itu menampilkan pola geometris berbentuk bintang.

Pemilihan lokasi Masjid Nasional Abuja juga menunjukkan upaya pemerintah setempat mengedepankan kebinekaan negerinya. Tidak jauh dari tempat ibadah kaum Muslim ini, terdapat Gereja Nasional yang tidak kalah besarnya. Pusat religius dua umat agama yang berbeda ini bersisian dengan lapangan utama Independence Avenue. Hal ini menegaskan kebanggaan masyarakat setempat pada toleransi antarumat beragama. Memang, Nigeria merupakan negara dengan populasi umat Islam dan Nasrani yang cukup sebanding.

Masjid Nasional Abuja terbuka bagi para wisatawan, baik Muslim maupun non-Muslim dengan busana yang sepatutnya. Sampai sekarang, posisi imam besar masjid ini masih dijabat Ustaz Musa Muhammad. Selain sebagai rumah ibadah, kompleks Masjid Nasional Abuja juga menyediakan sejumlah fasilitas publik. Di antaranya adalah perpustakaan umum, madrasah, dan balai pertemuan, yang dapat menampung sekitar 500 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement