REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, Turki secara resmi telah meluncurkan operasi militer untuk mengusir milisi Kurdi di Kota Afrin, Suriah. Operasi militer ini juga akan dilakukan di Kota Manbij yang dikuasai Kurdi di wilayah timur negara itu.
"Operasi militer di Afrin secara de facto telah dimulai di medan pertempuran. Operasi ini akan berlanjut ke Manbij," kata Erdogan di Kota Kutahya, pada Sabtu (20/1), dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, tanpa menjelaskan lebih jauh.
Afrin dan Manbij saat ini dikuasai oleh kelompok milisi Kurdi Suriah, yaitu Peoples Protection Units (YPG). Kelompok ini telah dianggap sebagai kelompok teror oleh Ankara.
"Janji-janji yang dibuat untuk kita atas Manbij tidak ditepati. Jadi tidak akan ada yang keberatan jika kita melakukan apa yang kita perlu lakukan," ujar Erdogan, mengacu pada jaminan Amerika di masa lalu yang mengatakan YPG akan keluar dari Afrin dan Manbij.
"Nantinya kita akan selangkah demi selangkah membersihkan negara kita sampai ke perbatasan Irak dari kotoran teror yang mencoba mengepung negara kita," tambah dia, dikutip Arab News.
Turki dalam beberapa hari terakhir telah mengirim puluhan kendaraan militer dan ratusan tentara ke daerah perbatasan Turki-Suriah. Selama dua hari ini pasukan Turki telah menargetkan YPG dalam serangan di sekitar Afrin, serta memobilisasi pemberontak pro-Ankara di Suriah untuk ikut dalam penyerangan itu.
Turki menuduh YPG telah menjadi perpanjangan dari Kurdistan Workers Party (PKK) yang telah melakukan pemberontakan di tenggara Turki selama lebih dari tiga dekade. PKK juga dianggap sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
Namun YPG juga telah menjadi sekutu penting NATO dalam perang melawan teroris ISIS. Kelompok ini memainkan peran kunci dalam mendorong ekstrimis keluar dari benteng mereka di Suriah.