Ahad 21 Jan 2018 15:22 WIB

Kabupaten Bogor akan Punya 99 Miniatur Masjid Dunia

99 replika masjid dari 26 negara tersebut akan dibangun di kaki Gunung Halimun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Gunung Halimun. Sebanyak 99 replika masjid dari 26 negara tersebut akan dibangun di area yang berada di kaki Gunung Halimun dengan luasan mencapai 215 hektare. Sebelumnya, pada Orde Baru, lahan tersebut merupakan perkebunan cengkeh.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ilustrasi Gunung Halimun. Sebanyak 99 replika masjid dari 26 negara tersebut akan dibangun di area yang berada di kaki Gunung Halimun dengan luasan mencapai 215 hektare. Sebelumnya, pada Orde Baru, lahan tersebut merupakan perkebunan cengkeh.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- DewanPerwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Bogor menyatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sedang menyiapkan pembangunan 99 miniatur masjid dunia di Bukit Pasir Gocap, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Bogor. DPRD memperkirakan, proses pembangunan akan dimulai pada pertengahan 2019.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Ade Ruhandi, mengatakan, selain masjid, di lokasi tersebut juga akan dibangun beberapa fasilitas lain. “Termasuk rumah sakit hingga universitas bertaraf internasional,” ujarnya ketika meninjau lokasi, Sabtu (20/1).

Sebanyak 99 replika masjid dari 26 negara tersebut akan dibangun di area yang berada di kaki Gunung Halimun dengan luasan mencapai 215 hektare. Sebelumnya, pada Orde Baru, lahan tersebut merupakan perkebunan cengkeh.

Sebagai langkah awal, beberapa utusan serta ulama dari berbagai negara telah melakukan peninjauan lokasi. Di antaranya, dari Suriah, Iran, Tiongkok, Tunisia, Rusia dan Maroko.

Terkait lokasi, Ade mengatakan, masyarakat sudah menyampaikan persetujuannya, begitupun dengan Pemerintah Pusat. “Pak Wakil Gubernur Deddy Mizwar juga telah datang meninjau lokasi,” ucapnya.

Rencana awal, Pemkab Bogor tidak menentukan area itu sebagai lokasi pembangunan, melainkan di kawasan timur Kabupaten Bogor. Bahkan, lahan seluas 200 hektar telah tersedia dan termasuk laik untuk dimanfaatkan sebagai lokasi pembangunan replika masjid.

Tapi, karena ada sedikit hambatan mengenai status lahan, lokasi pembangunan pun dipindahkan. Ade mengatakan, Pemkab Bogor diberi waktu sekira 10 hari untuk menjawab permintaan ulama dunia yang menginisiasi pembangunan itu. "Setelah melalui pertimbangan dan dibantu pemikiran ulama di Indonesia, maka terpilihlah lokasi ini," katanya.

Saat ini, akses jalan menuju lokasi masih terbilang susah dijangkau sebab masuk ke daerah perbukitan. Jalanan terjal dan berbatu membuat kendaraan sulit mencapai lokasi. Tapi, Ade memastikan, tidak lama lagi akan ada jalan penghubung Bogor-Serpong di sekitar lokasi wisata religi itu.

Untuk mencapai target pembangunan 2019, Pemkab Bogor sudah menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam mengadakan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Kegiatan ini dilaksanakan guna mempercepat pembangunan akses ke lokasi agar semakin mudah dijangkau.

“Sejauh ini, tahapan pra pembangunan sudah mencapai pengurusan perizinan. Untuk pembiayaan, kami nanti berbagi dengan negara-negara lain yang miniatur masjidnya ada di sini," tutur Ade.

Atas rencana kehadiran wisata religi ini, Bupati Bogor, Nurhayanti, memberikan apresiasi. Tidak sekadar sebagai tempat wisata, ia berharap, miniatur masjid bisa menunjang perekonomian warga setempat. Termasuk dengan membuka lapangan kerja baru, terutama bagi generasi muda.

Nurhayanti mengatakan, banyak yang bisa dilakukan masyarakat untuk menggerakkan perekonomian apabila nantinya destinasi wisata religi ini mampu menarik banyak wisatawan. Selain itu, keberadaan destinasi bisa membantu perbaikan akses di sekitarnya, ucapnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement