REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog telah menetapkan delapan perusahaan asing asal Thailand, Vietnam, India, dan Pakistan yang memenangkan lelang pengadaan beras. Direktur Pengadaan Bulog Adrianto Wahyu Adi mengatakan, mereka akan memasok beras umum sebanyak 346 ribu ton ke Indonesia.
Jumlah itu lebih kecil dibanding volume impor beras yang diizinkan pemerintah, yakni 500 ribu ton. Menurut Adi, pengadaan beras tak mencapai 500 ribu ton karena sejumlah eksportir mengundurkan diri lantaran tak sanggup memenuhi persyaratan batas waktu pengiriman beras. Pemerintah mensyaratkan agar beras impor paling lambat masuk ke Indonesia pada 28 Februari mendatang.
"Pemasok merasa skedul terlalu ketat. Tidak berani suplai besar," kata Adrianto, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (21/1).
Sebelum menetapkan pemenang tender, Adrianto mengatakan, pihaknya telah mengundang 12 perusahaan yang lolos seleksi administrasi untuk mengikuti proses negosiasi di kantor Bulog. Namun, dari 12 perusahaan, hanya 10 yang memenuhi undangan.
Pada 19 Januari lalu, Bulog akhirnya menetapkan delapan eksportir pemenang tender yang akan memasok beras umum dengan total volume 346 ribu ton. Dua perusahaan lainnya gugur karena tak bisa memenuhi tenggat waktu pengiriman beras. Padahal, menurut Adrianto, dua perusahaan itu sedianya akan mengirim 105 ribu ton beras. "Tenggat waktu harus sampai wilayah Indonesia paling lambat 28 Februari ini sangat ketat," kata dia.
Dengan demikian, hanya ada delapan perusahaan yang akan memasok beras ke Tanah Air. Adrianto merinci, dua perusahaan berasal dari Vietnam, masing-masing mendapat pesanan 70 ribu ton dan 71 ribu ton. Selain itu, ada tiga supplier berasal dari Thailand yang masing-masing akan memasok 40 ribu ton beras, satu perusahaan India akan mengirim 20 ribu ton, serta dua perusahaan Pakistan yang masing-masing akan memasok 50 ribu ton dan 15 ribu ton.