Ahad 21 Jan 2018 18:53 WIB

Aher Ajak Ribuan Anggota Ormas Ikut Bersihkan Citarum

Masyarakat masih memiliki kultur buruk merasa bersalah jika buang sampah ke sungai.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pengerukan sampah di Sungai Citepus pada pencanangan Citarum Bestari, di Kampung Bojong Citepus, Kelurahan Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (2/6). (Republika/Umar Mukhtar)
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Pengerukan sampah di Sungai Citepus pada pencanangan Citarum Bestari, di Kampung Bojong Citepus, Kelurahan Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (2/6). (Republika/Umar Mukhtar)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bersama Kodam III/Siliwangi melakukan sosialisasi gerakan Citarum Harum Bestari kepada sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) se-Bandung Raya. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) memberi pengarahan soal pelestarian kembali Sungai Citarum tersebut, kepada sekitar 1.000 anggota Ormas, di Aula Graha Tirta Siliwangi.

Sejumlah Ormas yang hadir pada kegiatan sosialisasi tersebut diantaranya FKPPI, AMS, GMBI, KNPI, HMI, dan lainnya. "Kami melakukan sosialisasi dan Kapengdam selaku wakil satgas juga langsung melakukan sosialisasi ke berbagai pihak. Sebelumnya, saya melakukan sosialisasi kepada pihak kampus beserta mahasiswanya," ujar Aher sapaan Ahmad Heryawan, akhir pekan.

Aher mengatakan, air di sungai seharusnya menjadi air andalan bagi kehidupan masyarakat yang mengalir dari hulu, tengah, sampai ke hilir. Artinya, setiap hujan besar debit air bisa saja naik, tapi tidak sampai banjir dan kalau debitnya berkurang saat kemarau tidak menyebabkan kekeringan.

Solusinya, kata Aher, yakni normalisasi daerah tangkapan air dan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Citarum. Kemudian, kualitas air harus terjaga dari hulu ke hilir, tanpa ada campur tangan dari kotoran atau pembuangan apapun oleh masyarakat.

"Maka semua elemen masyarakat Jawa Barat harus memiliki kesadaran dan perhatian yang sama dalam upaya pelestarian daerah aliran sungai (DAS) Citarum," kata Aher.

Aher pun menyayangkan, saat ini masyarakat masih memiliki kultur buruk yang tidak pernah merasa bersalah jika membuang sampah langsung ke sungai. "Malah kita biasa-biasa saja saat tetangga kita, teman-teman kita membuang apapun ke sungai," katanya.

Untuk menangani Citarum, kata dia, bisa dilakukan pendekatan struktural dan non struktural. Sedangkan langkah non struktural, contohnya yaitu penataan ruang, pengendalian erosi, pengendalian alih fungsi lahan, pengendalian perizinan lahan, pemetaan sungai, pembuatan kawasan lindung, dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk konservasi Citarum.

"Dan juga sosio-cultural, terkait kultur untuk mengatakan 'tidak,' tidak tebang pohon, tidak buang kotoran ternak, tidak membuang limbah rumah tangga, tidak membuang limbah industri," katanya.

Aher berharap para Ormas bisa mengambil peran terkait penanganan Sungai Citarum, karena Ormas bisa bergerak di berbagai sektor. Yakni, mulai dari sosialisasi penyadaran ke masyarakat, hingga pengawasan kepada oknum-oknum yang selama ini membuang limbah ke sungai.

Peran ormas, kata Aher, bisa melalui aksi langsung seperti melakukan konservasi, maupun peran sebagai upaya penyadaran kepada masyarakat termasuk bersama aparat hukum memberikan pengawasan kepada beberapa pihak yang selama ini membuang limbah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement