REPUBLIKA.CO.ID, BEN-GURION -- Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, Ahad (21/1), memulai kunjungan ke Israel. Pence disambut di Bandara Ben-Gurion Tel Aviv oleh menteri pariwisata Israel dan tidak memberikan pernyataan kepada wartawan sebelum pergi ke Yerusalem.
Ini adalah kunjungan tingkat tertinggi Amerika Serikat ke wilayah tersebut sejak Presiden Donald Trump membuat deklarasi pengakuan Yerusalem pada 6 Desember dan berjanji untuk memulai proses memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat ke kota tersebut, yang statusnya merupakan jantung konflik Israel-Palestina . Dengan pemboikotan Palestina terhadap Pence, kunjungan tersebut memberi sedikit kesempatan untuk membangun jembatan menuju perdamaian.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyebut deklarasi Trump sebagai 'tamparan di wajah ', telah menolak Washington sebagai mediator yang jujur dalam pembicaraan masa depan dengan Israel. Abbas pergi untuk melakukan kunjungan ke luar negeri sebelum Pence tiba.
Netanyahu mengatakan, bahwa mereka akan membahas usaha AS untuk menghentikan agresi Iran, program nuklir Iran, dan cara untuk memajukan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut. "Siapa pun yang benar-benar ingin memenuhi tujuan tersebut tahu tidak ada pengganti kepemimpinan Amerika Serikat," kata Netanyahu.
Pengakuan Trump atas Yerusalem membalikkan kebijakan Amerika Serikat yang telah berlangsung beberapa dasawarsa bahwa status kota itu harus diputuskan dalam perundingan Israel-Palestina. Pernyataannya menarik kutukan universal dari para pemimpin Arab dan kritik luas di tempat lain.
Dalam komentar yang disampaikan di Mesir, pemberhentian pertamanya di kunjungan Timur Tengah itu, Pence mengatakan Washington akan mendukung solusi dua negara untuk Israel dan Palestina jika kedua belah pihak menyetujuinya. Pence yang mengunjungi Yordania pada Ahad sebelum terbang ke Israel, mengatakan kepada Raja Yordania, Abdullah, bahwa Washington berkomitmen untuk melestarikan status quo tempat suci di Yerusalem, sebuah kota yang suci bagi orang Yahudi, Muslim, dan Kristen.