Senin 22 Jan 2018 10:44 WIB

Misi Dagang ke Asia Selatan, Mendag Bawa 61 Pengusaha

Misi dagang ini diharapkan dapat mendorong ekspor Indonesia ke pasar nontradisional.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan melakukan misi dagang ke dua negara di Asia Selatan, yakni India dan Pakistan, pada 22-28 Januari. Dalam misi dagang kali ini, ia ikut memboyong 61 delegasi bisnis asal Tanah Air. 

Mendag mengatakan, para pengusaha Indonesia tersebut akan menjajaki potensi pasar Asia Selatan lewat rangkaian kegiatan misi dagang. Di India, delegasi misi dagang akan menawarkan produk makanan dan minuman, kopi, rempah-rempah, produk pertanian, kelapa sawit dan turunannya, gula kelapa, rotan, emas, kerupuk, dan ban.

Sementara, di Pakistan, delegasi misi dagang akan menawarkan produk pertanian, elektronik, teh, tekstil, kelapa sawit dan turunannya, serta jasa.

“Asia Selatan, terutama India, merupakan pasar yang besar dan potensial,” kata Enggartiasto, lewat keterangan tertulis, Senin (22/1).

Pemerintah beharap, misi dagang kali ini dapat mendorong ekspor Indonesia ke pasar nontradisional, serta membuka pasar ekspor baru di kawasan Asia Selatan.

Rangkaian misi dagang akan dimulai dari India lalu ke Pakistan, mengikuti jadwal kunjungan kerja Presiden Jokowi di Asia Selatan. Dalam rangkaian misi dagang kali ini, Kementerian Perdagangan juga akan mengadakan forum bisnis, one-on-one business matching, dan pertemuan bilateral dengan pemerintah setempat untuk membahas perundingan kerja sama di bidang perdagangan.

Kementerian Perdagangan mencatat, nilai total perdagangan Indonesia-India pada 2016 lalu mencapai 12,98 miliar dolar AS. Pada periode Januari-November 2017, nilai perdagangan kedua negara naik menjadi 16,55 miliar dolar AS. Produk utama Indonesia yang disuplai ke India didominasi oleh batu bara, CPO, tembaga, karet dan timah.

Adapun total perdagangan Indonesia-Pakistan pada 2016 mencapai 2,17 miliar dolar AS, dengan surplus bagi Indonesia sebesar 1,86 miliar dolar AS. Sementara, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan pada periode Januari-November 2017 mencapai 2,38 miliar dolar AS atau naik sebesar 24,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016. Pakistan tercatat sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia, khususnya untuk produk kelapa sawit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement