Senin 22 Jan 2018 15:54 WIB

Pemulangan Muslim Rohingya ke Myanmar Ditunda

Warga Rohingya minta jaminan keamanan sebelum dipulangkan.

Rep: Marnati/ Red: Teguh Firmansyah
Pengungsi Muslim Rohingya melintasi sungai Naf di perbatasan Myanmar-Bangladesh, untuk menyelematkan diri mereka dari genosida militer Myanmar. (foto file)
Foto: AP/Bernat Armangue
Pengungsi Muslim Rohingya melintasi sungai Naf di perbatasan Myanmar-Bangladesh, untuk menyelematkan diri mereka dari genosida militer Myanmar. (foto file)

REPUBLIKA.CO.ID,  PALONGKHALI -- Bangladesh menunda pemulangan pengungsi Muslim Rohingya ke Myanmar,yang rencananya akan dimulai pada Selasa esok.

Seorang pejabat senior Bangladesh mengatakan penundaan ini dikarenakan proses penyusunan dan verifikasi daftar orang yang akan dipulangkan masih belum lengkap.

Menurut Komisaris Bantuan dan Rehabilitasi pengungsi Bangladesh, Abul Kalam, saat ini masih belum diketahui kapan proses pemulangan dapat dilakukan.

"Ada banyak hal yang harus diselesaikan. Daftar orang yang akan dikirim kembali belum disiapkan, verifikasi dan pemasangan kamp transit masih ada," katanya.

Keputusan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kamp-kamp yang menampung ratusan ribu pengungs.  Beberapa pengungsi justru menentang pemulangan mereka kembali ke Myanmar karena kurangnya jaminan keamanan.

Myanmar sepakat pada awal bulan ini untuk menerima pengungsi Rohingya di dua pusat penerimaan dan sebuah kamp sementara di dekat perbatasannya dengan Bangladesh dalam periode dua tahun.

Pihak berwenang mengatakan pemulangan akan bersifat sukarela. Lebih dari 655.500 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh usai sebuah tindakan keras oleh militer Myanmar di bagian utara negara bagian Rakhine dalam menanggapi serangan militan terhadap pasukan keamanan pada 25 Agustus lalu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan operasi militer tersebut sebagai pembersihan etnis Rohingya. Namun hal ini dibantah pemerintah Myanmar.

Myanmar mengaku siap untuk menerima kembali pengungsi Rohingya dari Bangladesh.

"Kami siap menerima mereka begitu mereka kembali. Bagian kita, persiapannya sudah selesai, " ujar Direktur Jenderal Kementerian Kesejahteraan Sosial,Ko Ko Naing.

Dia menolak berkomentar apakah Bangladesh telah menginformasikan Myanmar mengenai penundaan tersebut.

Di kamp pengungsi Palongkhali, di dekat sungai Naf, sekelompok pemimpin Rohingya mengadakan aksi demonstrasi Senin pagi. Mereka menyuarakan permintaan pengungsi Rohingya sebelum proses pemulangan dilakukan. Ini termasuk jaminan keamanan, pemberian kewarganegaraan dan pengakuan kelompok tersebut dalam daftar etnis minoritas Myanmar. Rohingya juga meminta agar rumah, masjid dan sekolah yang terbakar atau rusak dalam operasi militer dibangun kembali.

Pejabat Angkatan Darat Bangladesh tiba di tempat demonstrasi tersebut dan membubarkan 300 demonstran. Saksi mata mengaku melihat tentara mengamankan salah satu pemimpin Rohingya yang sedang memegang spanduk.

Juru Bicara militer Bangladesh Rashedul Hasan mengaku belum menerima informasi apapun terkait aksi demonstrasi di kamp-kamp pengungsian tersebut. Namun dia mengatakan akan mencari tahu informasi lebih lanjut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement