Selasa 23 Jan 2018 04:04 WIB

Papan Reklame di Kawasan Kota Tua Bandung Ditertibkan

Penertiban papan reklame di Bandung dilakukan selama tiga bulan ke depan

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, menertibkan papan reklame di beberapa titik yang termasuk dalam kawasan kota tua sebagai upaya penataan daerah. Penertiban akan dilakukan selama tiga bulan ke depan.

"Hari ini, sesuai instruksi saya, dimulai program penataan reklame. Penataan sesuai dengan aturan, jadi titik-titik reklame selama tiga bulan ke depan akan banyak penertiban," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Bandung, Senin (22/1).

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, reklame itu dibongkar karena desainnya tidak sesuai dengan konsep kota tua yang menjadi ciri khas Kota Bandung. Ia mengaku telah menyiapkan desain reklame baru yang sesuai untuk karakteristik Kota Bandung.

Emil ingin tema art deco bisa digunakan agar sejalan dengan latar sungai dan bangunan tua. "Jadi agar kota ini lebih bermartabat, ruang-ruang sejarahnya tidak habis oleh reklame yang terlalu besar. Jadi nanti reklamenya dikurangi, ukurannya hanya dua meter kali panjangnya. Kalau sekarang kan panjang sekali," katanya.

Tak hanya menjadi media beriklan, ruang-ruang reklame itu juga akan ditingkatkan nilai dan fungsinya. Ia mengatakan ingin lokasi reklame dan sekitarnya yang bertema art deco juga bisa menjadi titik wisata.

"Lebih ada wisatanya, itu karakter kita kan. Ekonominya ada, karakter dipelihara, wisatanya ada. Nanti keren lah," katanya.

Untuk beberapa kawasan pusat kota, seperti Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) papan reklame yang ada akan dibongkar seluruhnya. Di luar lokasi-lokasi kota tua, Emil tidak berkeberatan para pengusaha reklame membuat desain sebebas-bebasnya. Bahkan ia senang jika desain-desain yang unik hadir di kotanya.

"Kalau di luar di daerah, kota tua tentu desainnya dibebaskan. Ini simbolisnya ada reklame besar saya minta dikurangi karena karakter sungainya harus menjadi tempat yang akhirnya orang mengapresiasi sungai Cikapundung. Selama ini boro-boro ada yang mau nongkrong di sini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement