REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Produsen lampion di Kota Solo mulai kebanjiran pesanan seiring dengan mendekatinya peringatan Imlek pada bulan Februari. Pesanan sudah mulai ramai sejak November.
"Sejak awal November malah sudah mulai ramai, sampai saat ini sudah terjual sekitar 1.000 lampion," kata salah satu produsen lampion Asih Safitri di Solo, Senin.
Mengenai pemesanan lampion, dikatakannya, saat ini bukan hanya dilakukan oleh masyarakat yang merayakan Imlek tetapi juga konsumen umum, di antaranya instansi pemerintahan dan hotel.
"Belum lama ini saya juga mengerjakan pesanan dari Hotel Alila dan Amarelo. Biasanya mereka dipasang di lobi hotel agar kesannya lebih meriah," katanya.
Meski sudah menjual hingga ribuan lampion, warga Kecamatan Jebres Surakarta ini memprediksi angka pesanan akan meningkat seiring dengan makin dekatnya perayaan Imlek.
"Biasanya mereka mendadak pesannya. Kami sudah siapkan stok, tetapi kalau kurang maka kami siap membuat lagi karena proses produksinya cukup cepat," katanya.
Asih yang sudah menjalankan usaha tersebut sejak tahun 1999 mengatakan saat ini mempekerjakan delapan perajin. Selama jumlah pesanan yang masuk cukup banyak, ia menambah jumlah karyawannya dari sebelumnya empat orang. "Rata-rata satu perajin bisa membuat sekitar 20 lampion/hari," katanya.
Ia mengatakan selain proses pengerjaan cukup cepat, bahan baku lampion dengan harga mulai dari Rp 25.000-300.000 per lampion tersebut juga mudah diperoleh.
"Bahan bakunya hanya kain furing dan rotan, untuk warna yang paling banyak diminati merah," katanya.