Selasa 23 Jan 2018 07:54 WIB

Kepala Bantuan AS Kunjungi Raqqa untuk Dorong Stabilisasi

merika Serikat ingin meningkatkan stabilisasi pascakonflik dengan ISIS.

Rep: Marniati/ Red: Winda Destiana Putri
Tentara berpatroli di sebelah bangunan yang hancur di Kota Raqqa, Suriah, 11 Juni 2017.
Foto: EPA/YOUSSEF RABIE YOUSSEF
Tentara berpatroli di sebelah bangunan yang hancur di Kota Raqqa, Suriah, 11 Juni 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Bantuan pemerintah AS, Mark Green, melakukan kunjungan mendadak ke Raqqa, Suriah pada Senin. Pejabat sipil senior AS dari pemerintah Trump ini mengunjungi kota-kota utara yang dilanda perang setelah direbut kembali dari ISIS.

Dalam kunjungannya Green didampingi oleh kepala Komando Utama Pusat AS Joseph Votel. Amerika Serikat ingin meningkatkan stabilisasi pascakonflik di mana ISIS berhasil diusir oleh milisi yang didukung Amerika Serikat di wilayah tersebut.

 

Kunjungan tersebut dilakukan setelah Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pekan lalu memberi isyarat kehadiran militer AS yang terbuka di Suriah. Ini bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencegah kebangkitan ISIS dan membuka jalan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melepaskan jabatannya.

 

"Kami berada pada titik di mana orang benar-benar ingin pulang ke rumah jadi inilah saatnya untuk merebutnya," ujar Administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Green dilansir laman Reuters.

 

Selain mengunjungi Raqqa, Green juga mendatangi kamp Ain Issa untuk melihat orang-orang yang mengungsi karena pertempuran.

 

Green mengatakan misi sipil tersebut bukan untuk membangun kembali kota tersebut namun untuk membantu warga sipil pulang ke rumah dengan membersihkan puing-puing sisa pertempuran dan memulihkan air dan listrik.

 

"Misi kami adalah stabilisasi bukan rekonstruksi. Bagian kami adalah memulihkan layanan penting dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," tambahnya.

 

Green mengatakan dia akan segera melakukan perjalanan ke Eropa untuk mendesak sekutu membantu dalam stabilisasi wilayah tersebut. Pasukan AS di Suriah telah menghadapi ancaman langsung dari pasukan Suriah yang didukung oleh Iran.

 

Sementara itu, Turki membuka sebuah front baru di Suriah pada akhir pekan meluncurkan serangan udara terhadap milisi Kurdi yang didukung AS di provinsi Afrin.

 

Direktur Pusat Rafik Harari di Timur Tengah Fred Hof, mengatakan sangat penting bahwa Amerika Serikat meraih kemenangan di Raqqa melalui stabilisasi. "Anda tidak menginvestasikan tiga tahun untuk mengalahkan ISIS dan kemudian gagal menerapkan aspek wajib doktrin militer," kata Hof.

 

Ia mengatakan tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh AS adalah mencari tokoh yang akan ditempatkan di bawah komando di lapangan untuk memastikan pembangunan kembali berlangsung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement