Selasa 23 Jan 2018 09:00 WIB

Harga Ayam Boiler Tinggi, Pedagang Bubur Ayam Mengeluh

Sadikin pun mengurangi jumlah suwiran daging ayam pada setiap porsinya.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Endro Yuwanto
Penjual bubur ayam (ilustrasi)
Foto: bubur ayam, penjual bubur ayam
Penjual bubur ayam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Meski sebagian pedagang daging ayam boiler sempat melakukan aksi mogok jualan namun tak membuat harga komoditas tersebut menurun. Harga daging ayam ini tetap berada di kisaran Rp 37 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogramnya.

"Tetap saja tinggi di harga Rp 38 ribu per kilogramnya," kata Sadikin (55 tahun) pedagang bubur ayam di Kawasan Antapani, Kota Bandung, kepada Republika.co.id, Selasa (23/1).

Akibat tingginya harga daging ayam yang menjadi bahan utama bubur ayam, Sadikin pun mengurangi jumlah suwiran daging ayam pada setiap porsinya. Ia mengatakan dengan cara seperti itu bisa menyiasati tingginya harga daging ayam.

Jika mengurangi jumlah suwiran, Sadikin mengaku akan tekor. "Porsi buburnya tetap. Tapi dagingnya dikurangi. Pelanggan pun tak banyak protes lantaran memakluminya," kata dia yang sudah enam tahun berjualan bubur ayam.

Menurut Ikin, panggilan akrab Sadikin, harga daging ayam saat ini merupakan yang tertinggi selama ia berjualan bubur ayam. Kata dia, kenaikan tinggi biasanya terjadi saat menjelang puasa dan Lebaran. Pada saat itu, lanjut dia, kenaikan harga daging ayam tak ada pengaruhnya. "Selama puasa kan saya libur nggak jualan. Jadi nggak ada pengaruhnya," kata pedagang asal Kabupaten Kuningan ini.

Bubur ayam merupakan makanan favorit bagi masyarakat Kota Bandung. Makanan ini menjadi menu wajib untuk sarapan. Di Kota Bandung, pedagang bubur ayam menjamur dan jumlahnya mencapai ribuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement