Selasa 23 Jan 2018 13:18 WIB

AS Berlakukan Pemeriksaan Kargo Ketat untuk Pesawat Timteng

Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan penerbangan global.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) AS meminta enam maskapai penerbangan dari lima negara Timur Tengah untuk menjalani pemeriksaan kargo yang lebih ketat. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan penerbangan global.

Amandemen darurat TSA ini memaksa maskapai-maskapai itu untuk diperiksa lebih ketat setelah melakukan perjalanan dari tujuh bandara Timur Tengah. "Kebijakan ini berfokus pada titik akhir lokasi keberangkatan yang dianggap memiliki ancaman paling besar," ujar TSA dalam sebuah pernyataan.

 

Kebijakan ini berlaku untuk Egypt Air yang beroperasi di Bandara Internasional Cairo, Royal Jordanian yang beroperasi di Bandara Internasional Queen Alia, Saudi Arabian Airlines yang beroperasi di Bandara Internasional King Abdul-Aziz dan Bandara Internasional King Khalid, Qatar Airways yang beroperasi di Bandara Internasional Doha, serta Emirates and Etihad yang beroperasi di Bandara Internasional Dubai dan Bandara Internasional Abu Dhabi.

 

Semua kargo yang berasal dari bandara-bandara tersebut harus diperiksa dan diamankan di bawah protokol Peluncuran Kargo Udara. TSA mengatakan sebagian besar persyaratan sudah diterapkan secara sukarela oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia.

 

Maskapai harus terlebih dahulu mengirimkan data kargo ke otoritas AS. Program ini menggunakan informasi dan data dari Departemen Luar Negeri AS untuk menggunakan pendekatan berbasis risiko guna meningkatkan keamanan kargo udara melalui pemeriksaan yang ditargetkan.

 

Juru bicara Royal Jordanian mengatakan, maskapai tersebut telah menerima amandemen baru ini dari TSA untuk diterapkan pada pengiriman kargo udara. "Kami diberi waktu satu bulan untuk menerapkan amandemen baru tersebut," ujar dia.

 

Sementara itu, Emirates, Qatar Airways, dan Saudi Arabian Airlines tidak segera menanggapi permintaan komentar.

 

Pada September lalu, TSA mengeluarkan perintah keamanan baru yang mewajibkan penyaringan kargo dari Turki setelah terjadi sebuah insiden di Australia, dilansir Reuters.

 

Pada Juli, seorang pria Australia mengirim saudara laki-lakinya ke Bandara Sydney untuk mengejar penerbangan Etihad Airways yang membawa sebuah bom buatan yang ditujukan untuk menargetkan seorang komandan senior ISIS. Peledak militer kelas tinggi ini dikirim melalui kargo udara dari Turki.

 

Pada Oktober, langkah-langkah keamanan baru termasuk penyaringan penumpang yang lebih ketat mulai berlaku pada semua penerbangan yang menuju AS. Salah satunya wawancara keamanan singkat dengan penumpang di gerbang check-in.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement