REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menginisiasi pendirian pusat kajian dan pelayanan kesehatan jiwa. Lembaga ini akan diberi nama Jakarta Institute for Mental Health.
"Akan ada inisiasi Jakarta Institute for Mental Health. Karena menurut datanya Pak Kadis (Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto) bahwa ada 20 persen warga Jakarta yang mengalami gangguan kejiwaan," kata Sandiaga di Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (23/1).
Sandiaga mengatakan lembaga ini akan beroperasi di Kompleks Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit yang memqng menangani masalah kejiwaan. Jakarta Institute for Mental Health akan menjadi pusat kajian dan formulasi kebijakan seputar kesehatan jiwa. "Ini akan menjadi sebuah isu yang sangat penting," kata Sandiaga.
Politikus Gerindra ini mengatakan masalah kesehatan jiwa di Indonesia sudah sangat serius. Banyak kasus bunuh diri, persekusi, serta kekerasan kepada anak dan perempuan terjadi karena gangguan kejiwaan.
Pemprov DKI mengantisipasi permasalahan ini menjadi semakin serius. Sandiaga mendorong masalah kesehatan jiwa bisa ditangani secara dini melalui upaya promotif-preventif.
"Tadi Pak Kadis sudah mulai berbicara bagaimana pihak Puskesmas itu dilengkapi dengan psikolog. Jadi ini yang akan kita dorong bersama-sama dr. Noriyu (Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa DKI Jakarta Nova Riyanti Yusuf) di Jakarta Institute for Mental Health," kata Sandiaga.
dr. Noriyu mengaku bersyukur atas respons positif Sandiaga terhadap gagasan pembentukan pusat kajian dan layanan kesehatan jiwa ini. Ia mengatakan hal ini sudah pernah dibicarakan semasa kampanye. "Pada saat masa kampanye, kita berbicara tentang perlunya Jakarta Institute for Mental Health dan ternyata Pak Sandi responsif," kata dia di Balai Kota.