REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Delapan orang siswa SMKN I Tanggeung, Kecamatan Tanggeung, Cianjur, Jawa Barat, dibawa ke puskesmas setempat karena mengalami luka-luka akibat atap bangunan sekolah yang ambruk akibat gempa, Selasa (23/1). Kasi Trantib Kecamatan Tanggeung Abdurahman saat dihubungi, mengatakan, selang beberapa saat gempa terjadi ribuan siswa berhamburan keluar dari dalam ruangan di lantai satu dan dua bangunan sekolah tersebut.
Sebagian besar korban yang tertimpa atap bangunan yang ambruk merupakan siswa yang kelasnya terletak di lantai dua, belum sempat keluar dari dalam ruangan yang tiba-tiba ambruk bagian atap saat gempa melanda. "Enam orang mengalami luka berat dan dua orang lainnya luka ringan di bagian kepala karena tertimpa langit-langit yang ambruk, saat hendak keluar dari dalam ruangan," katanya.
Gempa 6,4 SR yang terjadi di Lebak-Banten itu, terasa cukup kencang. Akibatnya, sebagian atap bangunan sekolah ambruk dan menimpa siswa yang berusaha keluar dari dalam ruangan.
"Saat gempa terjadi 1.250 siswa berusaha keluar secara bersamaan. Sehingga beberapa orang siswa masih tertahan di dalam ruangan karena akses jalan keluar terhambat. Kedelapan siswa tersebut, saat ini sudah mendapatkan pertolongan medis di puskesmas setempat," katanya.
Sedangkan, terkait dampak lain dari gempa yang melanda kawasan tersebut, pihaknya masih melakukan monitoring. Namun, hingga sore menjelang belum ada laporan rumah atau bangunan lain yang rusak akibat gempa. "Ribuan siswa dipulangkan karena takut gempa susulan terjadi, pihak sekolah mengupayakan perbaikan atap yang ambruk segera dilakukan agar proses belajar belajar tidak terhenti. Sedangkan, dampak lain dari gempa masih kami monitoring," katanya.