REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten memastikan gempa yang terjadi Selasa (23/1) siang di Lebak tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah. Ttermasuk di SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) yang sebagian bangunannya rusak akibat gempa.
"Akibat gempa yang terjadi Selasa siang, plafon aula di CMBBS mengalami rusak, dan pada bagian dinding ada sedikit retakan," kata Sekretaris Dindikbud Banten Ardius Prihantono, usai mendatangi lokasi CMBBS yang terletak di Raya Pandeglang-Labuan km 3 Pandeglang, Selasa (23/1).
Ardius mengatakan, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut tidak terganggu akibat gempa, karena bangunan kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar tidak mengalami kerusakan. Sedangkan aula yang rusak tidak digunakan. "Kalau para peserta didik keluar ruangan kelas akibat gempa hal yang wajar, karena untuk menyelamatkan diri. Namun, kegiatan belajar mengajar kembali dilanjutkan usai gempa hilang," katanya.
Selain plafon yang rusak di aula, Ardius mengatakan, sejumlah air conditioner (AC) dan CCTV juga rusak. Rencananya, aula tersebut akan digunakan rapat kepala sekolah SMA/SMK se-Banten pada Rabu (24/1). "Lantaran rusak maka rapat akan kami pindahkan ke SMA Negeri 3 Kota Serang, untuk membahas pendidikan gratis," katanya.
Menurut Ardius, Dindikbud Banten segera melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut. Namun, sebelum hal tersebut "Dindikbud Banten memiliki anggaran rehab sekolah, namun aula yang rusak merupakan fasilitas kantor. Jadi harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pimpinan," katanya.
Sebelumnya puluhan rumah dilaporkan rusak akibat gempa di wilayah Banten Selatan tepatnya di Kabupaten Lebak yang terjadi, Selasa sekitar pukul 13.36 WIB tersebut. Selain rumah dan bangunan sekolah yang rusak, sejumlah ruas jalan juga mengalami retak yang cukup parah.
Kerusakan rumah terjadi di Kecamatan Binuangeun, Lebak. Sekolah CMBBS rusak, di Kabupaten Pandeglang, jalan raya Wanasalam retak berat, 32 rumah rusak ringan dan berat di Kecamatan Panggarangan Lebak, enam rumah di Cilograng, satu di Lebak Gedong dan dua rumah di Cilograng Kabupaten Lebak. "Itu laporan sementara yang kami terima. Kami masih menginventarisir," kata Kepala BPBD Banten Sumawijaya.